Senin, 16 April 2012

Kenaikan BBM dan Uang Saku

Oleh : Susri Inarti
          Guru Bahasa Indonesia, SMAN 1 Cisarua, Kab. Bandung Barat
          Artikel ini pernah dimuat di rubrik Forum Guru
          Koran Pikiran Rakyat, Senin 19 Maret 2012
 

Isu yang sangat hangat dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini tidak lain adalah mengenai kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) yang rencananya akan diberlakukan pada 1 April 2012 mendatang. Isu tersebut tentu meresahkan hamper seluruh masyarakat Indonesia, terutama dari kalangan keluarga golongan ekonomi menengah dan bawah.
Bagaimana tidak, rencana kenaikan harga premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter tentu akan berdampak pada berbagai segi kehidupan. Masalah yang paling utama adalah kenaikan biaya transportasi umum. Imbas dari kenaikan biaya transportasi umum akan menyebar luas pada berbagai persoalan di antaranya adalah naiknya harga-harga kebutuhan pokok.
Jika kenaikan harga BBM itu jadi dilaksanakan, dengan mempertimbangkan beberapa alasan, tentu setiap orangtua akan mahfum apabila anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dan mempunyai kebiasaan setiap ke sekolah membawa uang saku, meminta dinaikkan uang sakunya. Pada umumnya orangtua memberikan uang saku adalah untuk keperluan transportasi, baik menggunakan kendaraan sendiri maupun kendaraan umum, dan untuk membeli keperluan tugas-tugas sekolah, atau untuk sumbangan sosial.
Menyikapi isu rencana kenaikan harga BBM, pelajar yang memiliki kepedulian sosial dan rasa tanggung jawab, seyogianya dapat selalu mengatur pengeluaran secara cermat. Dengan tidak meminta tambahan uang saku, setidaknya beban orangtua tidak bertambah. Uang saku yang diberikan oleh orangtua, baik secara harian, mingguan, maupun langsung untuk satu bulan harus dikelola dengan baik.
Dalam hal ini seorang pelajar harus bisa membuat skala prioritas, menggunakan uang untuk hal yang benar-benar penting dan harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan sekaitan denganupaya itu. Pertama, untuk menghemat uang transportasi, batasi penggunaan kendaraan bermotor, baik pribadi maupun umum, utamakan untuk pergi ke sekolah, ke tempat les atau bimbingan belajar.
Apabila tempat yang dituju tidak telalu jauh, baik juga apabila membiasakan berjalan kaki atau bersepeda. Kedua, untuk menghemat uang jajan, biasakan sarapan sebelum berangkat ke sekolah, biasakan juga membawa bekal makanan dari rumah, atau berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Ketiga, untuk menghemat uang tambahan, efektifkan penggunaan alat komunikasi misalnya menggunakan handphone untuk membicarakan hal-hal yang penting saja sehingga bisa mengurangi pembelian pulsa. Efisienkan penggunaan teknologi misalnya pergi ke warnet tidak hanya berjejaring sosial, tetapi untuk keperluan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Selain itu, hilangkan kebiasaan tidak terpuji seperti merokok dan Play Station.
Banyak manfaat yang dapat dirasakanapabila seorang pelajar memilih sikap cermat terhadap penggunaan uang saku. Ia akan memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, hemat, dan dapat mengontrol diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda tentang artikel ini