Selasa, 15 Mei 2012

Komunikasi Politik di Sekolah

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru MI At-Taufiq di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah, Kota Bandung


Pada suatu hari, di sebuah sekolah entah berantah nun jauh di sana, seorang guru ditegur oleh kepala sekolahnya. “Mengapa anda pulang ketika jam kerja?” Guru tersebut menjawab,”Kebetulan tugas mengajar saya sudah selesai, pa. Maka saya manfaatkan waktu luang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.” Kemudian kepala sekolah bertanya,”Bukankah anda sudah diangkat menjadi PNS dan telah memperoleh penghasilan yang layak?! Seharusnya anda dapat mengimbanginya dengan etos kerja dan keteladanan yang baik.”
Membaca ilustrasi fiktif di atas, penulis yakin para pembaca terutama para guru pasti akan tersenyum simpul dibuatnya. Karena ilustrasi di atas merupakan hal yang mungkin pernah dialami oleh anda. Adakalanya teguran dari pimpinan seperti di atas direspon oleh bawahannya dengan penuh kepatuhan. Namun tidak jarang pula yang merespon sebaliknya. Bagi mereka yang taat rantai komando akan berpendapat,”Sudah seyogyanya para bawahan menjalankan instruksi pimpinannya.” Bagi mereka yang berpendapat sebaliknya akan berkata,”Sudah seyogyanya kebutuhan bawahan dipenuhi secara lebih baik sebelum dituntut peningkatan kinerja.”
Tentu tidak mudah untuk mencari kebenaran mutlak dari kedua kutub pendapat seperti ini. Karena keduanya menggunakan orientasi dan kaca mata yang bertolak belakang. Yang satu menggunakan orientasi peningkatan etos kerja. Sedangkan yang lainnya menggunakan orientasi pemenuhan hak asasi sebagai pribadi. Seperti kata pepatah, Carilah persamaan kepentingan  untuk  mempertemukan dua perbedaan. Untuk menyatukan dua kepala yang berbeda perlu dicarikan satu tujuan yang sama. Walaupun jalan yang akan ditempuh keduanya kemungkinan berbeda. Tetapi demi tujuan dan cita-cita bersama, perbedaan tersebut bisa dijadikan sebagai jembatan untuk lebih mengintensifkan proses dialog dan kompromi.
Komunikasi yang dilakukan secara langsung merupakan media yang paling disarankan oleh para ahli dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Dengan berkomunikasi langsung akan membuka kesempatan bagi terjadinya transfer aspirasi secara dua arah dari kedua belah pihak. Begitupun opini antar keduanya dapat disampaikan secara langsung. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya kesalahpahaman dan kesalahtafsiran perpspektif tentang suatu masalah. Adakalanya hal sepele menjadi besar bukan karena konten dari masalahnya itu sendiri. Tetapi lebih karena kesalahpahaman yang bermuara dari tidakakuratan informasi yang diterima secara tidak langsung oleh keduanya. Hal seperti ini sungguh tidak diharapkan, karena bila dibiarkan berlarut-larut dapat berpotensi menimbulkan konflik.
Maka dari itu, komunikasi politik diantara warga sekolah perlu selalu dijaga kesehatannya. Kebutuhan akan komunikasi politik bukan hanya konsumsi para politikus saja tetapi warga sekolah pun perlu melalukannya. Adakalanya aspirasi, opini dan sikap dari berbagai pihak tidak tersalurkan dengan lancar dikarenakan tersendatnya saluran-saluran komunikasi yang tersedia. Hal ini dikhawatirkan akan menyuburkan benih-benih ketidakpuasan.
Manfaat lainnya adalah menumbuhkan sikap toleransi dan kepekaan sosial diantara warga sekolah. Sehingga akan muncul jargon, Tak satu pun masalah yang tak bisa dibicarakan. Ini mengisyaratkan bahwa kompromi akan selalu menjadi jalan tengah disetiap menyikapi tantangan yang ada. Melalui sikap gotong royong, kekeluargaan,dan musyawarah-mufakat.
Akselerasi efektvitas kinerja pun dapat lebih ditingkatkan bila segala sesuatunya telah dikomunikasikan dengan baik. Sehingga setiap pihak dapat menyadari dan menjalankan peran dan fungsinya tanpa dibebani bayang-bayang ketidakpuasan dan ketidakadilan dari kebijakan yang diputuskan secara sepihak atau otoriter.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah terpeliharanya suasana tempat bekerja yang senantiasa kondusif dan nyaman. Di mana setiap orang merasa betah berlama-lama beraktivitas dan bersosialisasi di tempat kerja. Sistem yang sehat sangat bergantung pada mereka-mereka yang terlibat dalam menjalankan sistemnya. Hal ini merupakan indikator yang positif dalam mengukur kinerja dan prestasi kepemimpinan tempat kerja tersebut.
Tak ada gading yang tak retak bukanlah pepatah yang ditujukan pada pendeskripsian dari keterbatasan dan ketidaksempurnaan sifat manusia. Tetapi pepatah ini menyimpan makna yang lebih mendalam dari itu yaitu setiap kita dituntut untuk lebih peduli dan peka dalam menyikapi realita di sekitar kita. Karena setiap individu memiliki kebutuhan, kemampuan dan karakter yang unik. Yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini memerlukan pendekatan pemecahan masalah yang berbeda bagi setiap individu. Dan bahasa universal yang paling ampuh dalam menghadapi setiap tantangan adalah bahasa kepekaan yang tulus. Yang muncul dari kesadaran hati sanubari yang terdalam bahwa manusia diciptakan oleh Allah  SWT dengan dua telinga dan satu mulut. Ini dimaksudkan supaya kita lebih banyak memanfaatkan kedua telinga kita untuk belajar dan lebih banyak melakukan download data untuk kemudian diproses di akal pikiran kita. Dan me-relay-kannya kelingkungan sekitar dengan pancaran panjang gelombang hati nurani.

Senin, 14 Mei 2012

5 Dosa Besar UN

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru MI At-Taufiq di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah
          Artikel ini pernah dimuat di rubrik Suluh
          Koran Tribun Jabar, Selasa 8 Mei 2012


Mulai hari senin dan dua hari berikutnya, anak-anak kelas enam Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) menempuh Ujian Nasional (UN). Ujian pamungkas yang akan menentukan tuntas tidaknya proses belajar mereka selama enam tahun di sekolah. Bukanlah perkara kecil dalam membimbing dan menguatkan mental mereka hingga detik-detik terakhir UN. Karena pernah terjadi saat pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) seorang siswa belum sampai ke sekolah sedangkan pengawas ujian akan membagikan Lembar Jawab Komputer (LJK). Spontan saja wali kelas panik dan mengambil langkah seribu mendatangi rumah siswa. Ternyata siswa tersebut masih ada di rumah dan terkesan enggan menempuh UASBN-nya. Dengan pendekatan elegan dan simpatik, akhirnya wali kelas berhasil membujuk siswa tersebut untuk mengikuti UASBN. Belakangan terkuak bahwa ketidaksiapan faktor mental yang membuat siswa tersebut tidak bersemangat menempuh ujiannya.
UN sebagai salah  satu instrumen kelulusan siswa telah memperoleh banyak penolakan dari berbagai kalangan sejak tahun pertama rencana pelaksanaannya akan digulirkan. Penolakan ini bukanlah isapan jempol belaka. Karena realita dunia pendidikan di tanah air dipandang belum memungkinkan dan belum saatnya UN diberlakukan. Masih terlalu lebar jurang kesenjangan penyediaan insfrastruktur dan fasilitas pendidikan antar daerah di Indonesia. Hal ini akan melahirkan rasa ketidakadilan pada masyarakat di daerah-daerah tertinggal bila UN tetap dilaksanakan. Tapi pemerintah bergeming dan bersikeras menerapkannya.
Menerapkan UN berarti telah melukai rasa ketidakadilan yang merupakan perbuatan “dosa.” Bila menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara maka perbuatan tersebut termasuk “dosa besar.” Bukan saja telah berdosa kepada dunia pendidikan, pelaksanaan UN telah mencoreng kewibawaan hukum di Negara hukum ini. Berikut 5 dosa besar UN yang telah genap berlangsung selama lima tahun.
Pertama, melanggar putusan Mahkamah Agung. Berdasarkan perkara nomor: 296K/Pdt/2008, MA telah memerintahkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melarang melaksanaan UN di seluruh Indonesia. Keputusan MA ini menguatkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta sebelumya yang dikeluarkan pada 6 Desember 2007. Sebagai Negara hukum, setiap warga negara wajib mematuhi hukum yang berlaku tanpa pandang bulu. Terlebih bagi institusi tertinggi dunia pendidikan negeri ini yang harus bisa menjadi contoh pertama bagi masyarakat dalam mentaati hukum.
Kedua, belum meratanya sarana-prasarana pendidikan di seluruh Indonesia. Menurut data Kemendikbud bahwa sebanyak 194.000 ruang kelas Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), di Indonesia rusak berat dan perlu segera direnovasi. Sekolah-sekolah tersebut sudah tidak layak dijadikan tempat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Bahkan berpotensi membahayakan siswa yang sedang belajar karena bangunan yang rapuh sewaktu-waktu bisa saja rubuh. Jumlah sekolah tersebut akan berlipat-lipat ganda bila menyangkut ketersediaan fasilitas sekolah yang masih minim dan jauh dari standar kebutuhan pendidikan nasional. Kualitas sarana prasarana pembelajaran akan mempengaruhi kualitas KBM dan output lulusan. Maka tidaklah berlebihan bila pemerintah terlebih dahulu memfokuskan penyetandaran fasilitas pendidikan di seluruh tanah air sebelum menerapkan sistem evaluasi berstandar nasional.
Ketiga, belum meratanya kualitas guru.  Berdasarkan data Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan (PMPTK) Depdiknas, jumlah guru honorer di Indonesia tahun 2007 mencapai 922.308 guru, terdiri dari 472.475 guru honorer di sekolah negeri dan 449.883 guru di sekolah swasta. Kini angka statistik tersebut cenderung belum banyak berubahan. Karena tingkat pertumbuhan jumlah guru honorer belum mampu diimbangi dengan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) setiap tahunnya. Walaupun kini sedang berjalan program sertifikasi guru tetapi program ini malah menambah polemik permasalahan baru. Terutama tentang kebijakan guru yang telah memenuhi syarat sertifikasi.
Keempat, membengkaknya anggaran biaya UN. Tahun 2009, UN menghabiskan biaya anggaran  Rp.572 Milyar, Tahun 2010 Rp.590 Milyar, Tahun 2011 Rp.600 Milyar dan Tahun ini Rp.600 Milyar. Anggaran tersebut belum termasuk biaya pendistribusian soal hingga ke daerah-daerah. Oleh sebagian kalangan pelaksanaan UN hanya pemborosan anggaran saja. Karena masih banyak permasalahan mendesak di dunia pendidikan yang memerlukan penangan segera seperti tingginya angka putus sekolah. Menurut data Komnas Perlindungan Anak tahun 2007 di 33 propinsi tercatat sekitar 11,7 juta jiwa putus sekolah.
Kelima, mengerdilkan makna pendidikan. Pendidikan merupakan upaya sadar untuk memanusiakan manusia. Pada prinsipnya pendidikan harus bisa menyentuh tiga aspek yang terdapat dalam diri siswa. Aspek kognitif atau pengetahuan, aspek afektif atau sikap, dan aspek psikomotor atau keterampilan. Ketiga aspek tersebut merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan pada diri siswa. Dari ketiga aspek mendasar tersebut, UN hanya mampu mengevaluasi satu aspek saja. Inilah yang menjadi salah satu penolakan banyak kalangan pendidikan. Karena UN hanya fokus pada aspek kognitif atau pengetahuan saja. Sedangkan kedua aspek dasar lainnya tidak digunakan. Begitupun UN dipandang menganaktirikan mata pelajaran-mata pelajaran yang tidak di-UN-kan seperti mata pelajaran agama, Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn), olah raga, pendidikan seni budaya dan lainnya. Seolah-olah mutu pendidikan kita ditentukan oleh mata pelajaran yang di UN-kan saja. Yang lebih memprihatinkan usaha belajar siswa selama bertahun-tahun seolah-olah tidak dijadikan pertimbangan sebagai syarat kelulusan. Karena pada ujung-ujungnya hanya ditentukan oleh beberapa hari ujian saja.
Sudah menjadi sifat alamiah jika setiap individu diciptakan dengan potensi dan kemampuan yang tidak sama. Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengelola potensi yang berbeda tersebut. Kemudian mendominankannya supaya bisa memberikan kontribusi terbaik bagi bangsanya.

Kemampuan Berbahasa dan Pergaulan Siswa

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru MI At-Taufiq, Kota Bandung


Bila kita amati pergaulan anak-anak dan remaja saat ini, pemakaian bahasa yang baik dan benar masih jauh dari harapan. Ini bisa kita ketahui dari gaya bicara mereka saat berinteraksi dengan teman-temannya. Hingga pemilihan kata saat mereka berkomunikasi dalam situs jejaring sosial seperti Facebook. Mengamati sample fenomena tersebut muncul pertanyaan yang menggelitik rasa ingin tahu penulis,”Apakah bahasa yang baku tidak cocok diterapkan bagi pergaulan remaja? Ataukah pendidikan bahasa kita belum mampu menyentuh konteks pergaulan remaja saat ini?”
Kompetensi berbahasa Indonesia para siswa tidak hanya diukur pada kemampuan aspek membaca dan menulis saja. Tetapi melibatkan aspek berbicara dan mendengarkan. Keempat kompetensi berbahasa tersebut merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Pemahaman yang baik tentang struktur bahasa dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan pilar utama bagi kemampuan berbahasa para siswa.
Ada kecenderungan, siswa menganggap pemakaian bahasa yang baik dan benar hanya digunakan pada kegiatan formal saja. Seperti kegiatan belajar-mengajar di kelas, penyusunan karya tulis dan lain-lain. Sedangkan di luar itu, mereka dapat berekspresi dengan gaya bahasa mereka sendiri. Tanpa menerapkan rambu-rambu EYD.
Kebebasan berekspresi merupakan bagian dari kreativitas. Begitupun dengan gaya bahasa remaja saat ini yang merupakan bentuk kreativitas yang perlu kita apresiasi positif. Walaupun begitu, bahasa gaul yang biasa diterapkan anak-anak dan remaja menyisakan beberapa ganjalan bagi kita semua. Ganjalan tersebut antara lain:
Pertama, bahasa gaul diterapkan sama pada semua orang. Untuk menerapkan bahasa gaul mereka tidak perlu mempertimbangkan faktor usia, status dan kedudukan lawan bicaranya. Sehingga bila seorang siswa Sekolah Dasar(SD) berinteraksi dengan siswa Sekolah Menengah, keduanya akan menggunakan gaya bahasa yang sama. Tanpa memperhatikan penggunaan bahasa kepada orang yang lebih tua atau lebih muda.
Kedua, kesalahan dalam melakukan interpretasi informasi yang diterima. Bahasa gaul memiliki struktur bahasa yang bebas dan seringkali hanya dipahami oleh komunitas tertentu saja. Tidak jarang muara dari kesalahpahaman antar remaja adalah dari kesalahan menginterpretasikan informasi yang diterimanya.
Ketiga, diidentikan dengan bahasa kasar. Bahasa gaul merupakan hasil akulturasi dan interaksi antar remaja. Penerapannya yang bebas seringkali melibatkan unsur-unsur bahasa yang tidak layak diucapkan secara bebas. Hal ini diperparah lagi dengan lemahnya pengawasan dan bimbingan antar sesama remaja dalam komunitasnya.
Keempat, tidak memiliki nilai estetis. Karena fungsi bahasa jenis ini hanya menekankan pada aspek ketersampaian informasi secara lugas dan instan. Begitupun dengan gaya bahasa yang terkesan monoton yang lebih mengutamakan aspek kesenangan saat mengucapkannya.
Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman bahasa daerah yang luar biasa kaya. Tidak satupun bangsa di dunia yang memiliki kekayaan bahasa seperti di negeri kita. Di setiap bahasa daerah tersebut terdapat karya-karya sastra yang sangat indah. Dalam berbagai jenis pantun, sajak, peribahasa, kata mutiara, puisi, dan cerita rakyat dan lain sebagainya.

Selasa, 08 Mei 2012

Sir Richard Owen-Sang Penentang Teori Evolusi

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru MI At-Taufiq di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah, Kota Bandung


Kecemerlangannya dalam bidang anatomi perbandingan tak tertandingi dan paling bersinar dimasanya. Richard Owen dihormati karena kejeniusannya dalam ilmu biologi dan paleontologi vertebrata. Hasil pekerjaannya tak tersaingi oleh rekan-rekan sejamannya. Ia memberikan memberikan sumbangan yang besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Penamaan Dinosauria dan penentangan Owen terhadap teori evolusi Darwin, membuatnya dikenal sebagai ilmuwan pendengki, pembohong dan kejam oleh para evolusionis.
Charles Darwin berpendapat bahwa organisme senantiasa berubah secara perlahan mengikuti kondisi lingkungannya dalam jangka waktu yang relatif lama. Melalui seleksi alam, mahluk hidup berkembang dari bentuk yang paling primitif ke bentuk modern.
Sebagai penganut imaterialisme, tentu hal ini tidak dapat diterima oleh Owen. Ia berpendapat bahwa keanekaragaman bentuk dan fungsi pada mahluk hidup bukanlah diperoleh dari hasil seleksi alam, tetapi merupakan “pola dasar” dalam penciptaan yang dilakukan oleh Sang Maha Pencipta.
Contoh, dibidang embriologi terbukti bahwa semua embrio binatang vertebrata yang hidup di darat mengalami perubahan.  Awalnya embrio vertebrata memiliki suatu celah insang. Seiring bertambahnya waktu, celah insang pada embrio ini hilang dan ketika lahir mereka bernafas dengan paru-paru. Menurut Darwin, ini adalah bukti teori evolusi bahwa binatang vertebrata yang hidup di darat merupakan keturunan dari hewan yang pernah hidup di dalam air. Bila disandarkan dengan pandangan Owen maka tahap-tahap perubahan yang terjadi pada embrio tersebut merupakan “pola dasar” yang telah ditetapkan Tuhan dalam menciptakan mahluk hidup.
Gelombang penentangan Owen terhadap teori evolusi dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Saat Darwin wafat, pembelaan terhadap teori evolusi pun dilanjutkan oleh murid-murid berbakat Darwin, seperti Alfred Russel Wallace dan ahli biologi Inggris T.H Huxley.
Richard Owen dilahirkan pada 20 juli 1804, di Lancerter Inggris. Ibunya seorang Prancis protestan dan ayahnya berkebangsaan Inggris. Ayahnya wafat saat ia masih berumur lima tahun. Pada tahun 1820, Owen memperoleh pendidikan formalnya yang pertama kali di Lancerster Grammar School. Pada periode ini, ia magang di sebuah apotik milik seorang ahli bedah setempat.
Setelah empat tahun berselang, Owen melanjutkan pendidikannya ke Universitas Edinburg sebagai mahasiswa jurusan kedokteran. Di kampus ini ia merasa kecewa dengan materi perkuliahan yang disampaikan dosen-dosennya terutama dalam bidang anatomi perbandingan. Setahun kemudian Owen memutuskan berhenti kuliah dan pergi ke London untuk menyelasaikan pendidikan kedokterannya di St.Bartholomew Hospital. Ditempat inilah Owen bertemu John Abernety, seorang ahli bedah yang kelak mempengaruhi pandangan Owen tentang faham imaterialisme.
Abernety melihat potensi cemerlang yang dimiliki Owen. Kemudian Owen dibujuk oleh Abernety untuk mengembangkan bakatnya dengan menjadi asisten William Clift, seorang ahli pengawetan di museum Huntrian di Royal College of Surgeon. Ditempat ini ia memperoleh tugas penting yang pertama, membuat katalog dari 13 ribu koleksi museum Hunterian. Hal ini dilakukan karena pengurus museum sebelumnya Sir Everard Home, seorang ahli bedah, membakar seluruh paper dan dokumentasi museum Hunterian. Everard beralasan bahwa publikasi dari koleksi museum Hunterian mengatasnamakan dirinya sendiri dan ia tidak rela bila dokumen hasil karyanya digunakan orang lain.
Pada tahun 1830, tugas berat ini berhasil diselesaikan Owen. Segera ia pun mempublikasikan catalog pertamannya. Pada tahun 1837, Owen menerbitkan Hunterian Lecture seri pertama ke publik. Dari usahanya ini selain memperoleh keuntungan financial, penerbitan tulisan popular ini pun berhasil merebut perhatian pihak kerajaan Inggris. Konon Charles Darwin pun membawa Hunterian Lecture saat perjalanan pulang dari ekspedisinya ke Amerika Selatan.
Reputasi Owen sebagai ilmuwan berkembang dengan sangat pesat. Ia diberi kepercayaan untuk mengajarkan ilmu alam secara eksklusif kepada anak-anak ratu Victoria. Pada tahun 1851, Owen mengambil bagian pada acara London Exhibition, yang untuk pertama kalinya ia mempublikasikan kepada publik sebuah replika binatang purba yang dinamainya Dinosauria.
Pada tahun 1856 ia berhasil meyakinkan banyak pihak untuk melaksanakan rencana besarnya memindahkan koleksi Natural History yang berada di British Museum ke British Natural History (sekarang Natural History Museum) di South Kensington. Bill. Dan Owen ditunjuk sebagai pengawasnya. Bryson berpendapat,”dengan membangun Natural History Museum yang diperuntukan untuk semua orang, Owen telah merubah alasan kita membangun sebuah museum.”
Owen tetap bekerja di belakang meja hingga masa pensiunnya pada tahun 1884. Owen menghabiskan masa pensiunnya di Sheen Lodge, Richmond Park hingga ia wafat pada tahun 1892 di usia 88 tahun.
Prestasi dan Kontroversi
Pekerjaan Owen tak tertandingi oleh ilmuwan  sejamannya. Ia telah menerbitkan lebih dari 360 monograph bidang vertebrata dan invertebrata. Ia adalah seorang yang ahli dalam bidang Pearly autilius, Moa dan burung lainnya di Selandia baru, burung Dodo dari Mauritius dan Archaeopteryx.
Saat Owen disibukan dalam mengkatalogkan  13 ribu koleksi museum Hunterian, ia pun menyempatkan diri membedah binatang-binatang yang telah mati di taman Zoological Society. Saat perkumpulan ini menerbitkan hasil penelitian para anggotanya, Owen menjadi salah satu kontributor terbesar dalam bidang anatomi. Sejak saat itu, Owen diakui sebagai ilmuwan terkemuka, terutama dari laporannya tentang Pearly nautilius.
Ia menjadi ilmuwan pertama yang mendeskripsikan bunga karang yang sekarang dikenal sebagai Venus Flower Basket atau Euplecetella. Owen pun berhasil menemukan Trichina spiralis, parasit yang mendiami otot manusia yang menjadi penyebab penyakit Trichinosis. Penelitian Owen tentang Brachiopoda, memberikan kemajuan yang sangat besar bagi pemahaman mahluk invertebrata ini. Ia pun membuat tulisan ilmiah yang istimewa tentang Antropod limulus. 
Owen tidak hanya mempelajari subjek yang masih hidup tetapi yang telah punah. Owen mengikuti jejak Cuvier sebagai pionir dalam palaentologi vertebrata. Pada awal karirnya, Owen berhasil menemukan dan mendeskripsikan struktur kompleks yang mengagumkan dari binatang yang telah punah yang dinamainya Labyrintodints. Dalam dunia ikan, Owen membuat laporan ilmiah tentang ikan paru-paru yang kemudian dinamainya Protopterus.
Dalam dunia reptil, Owen lebih banyak mempelajari binatang yang telah punah. Ia merupakan orang yang pertama kali mempublikasikan tentang tanah reptil pada masa Mesozoic.
Tulisan ilmiahnya tentang burung, diantaranya tentang Kiwi, Dinornithidae yang telah punah, Aptornis, Takehe, Dodo dan Great Auk. Ia pun menulis tentang Archaeopteryx.
Owen pun dihormati dalam penemuannya dalam dunia mamalia yang berhubungan dengan monotremes, marsupial dan kera anthropoid. Kontribusi penting pertamanya adalah saat meneliti fosil yang dikumpulkan Charles Darwin di Amerika Selatan. Di saat ini Owen mempelajari Armadillo yang telah punah yang kemudian dinamainya Glyptodon megatherium.
Saat Sir Thomas Mitchell menemukan sebuah fosil tulang di New South Wales. Mitchell mengirimkannya kepada Owen untuk diselidiki.. Keberhasilan Owen dalam  mengidentifikasi dan mendeskripsikan fosil misterius itu mengarahkannya pada penemuan Diprotodon dan Thylacoleo, termasuk kangguru yang telah punah dan wombat ukuran raksasa. Dan untuk pertama kalinya, Owen mempublikasikan kumpulan hasil penelitiannya dalam buku History of British Fossil Mammals and Birds.
Disela-sela prestasinya yang gemilang, ternyata Owen terjerat dengan berbagai skandal yang menodai nama baiknya. Salah satu peristiwa yang paling terkenal adalah pemberian nama Dinosauria. Ia dituduh lalai dalam memberikan kredit pada Gideon Mantell, yang telah mempelajari reptil purba itu sebelum Owen. Namun Owen berdalih bahwa Mantell tidak mempublikasikan pekerjaannya. Sehingga hasil pekerjaan Mantell tidak pernah diketahui. Owen berhasil meyakinkan Royal Society, dan sejarah mencatat Owenlah penemu dinosauria. Bill Bryson menulis,”Owen menggunakan pengaruhnya di Royal Society untuk memastikan bahwa hasil penelitian Mantell tidak pernah dipublikasikan.”
Dalam kasus penemuan Iguanadon, Owen dituduh lalai memberikan kredit kepada George Cuvier yang telah dulu mempelajarinya. Begitupun owen dikritik karena ketidakakuratannya dalam mendeskripsikan Iguanadon. Tahun 1878, saat kerangka Iguanadon yang lebih lengkap ditemukan di Belgia, terbukti bahwa prediksi Owen keliru dan ia dicela karena tidak membuat komentar atau penarikan kembali pernyataan terdahulunya.
Tulisan tanpa nama yang dikirimkan Owen ke Edinburg Riview edisi april 1860 yang berisi fakta hasil penelitian untuk menyerang Darwin, menjadikan Owen sebagai ilmuwan yang dibenci dalam intensitas sangat tinggi oleh pendukung Darwin. Dari semua kontroversi yang mencoreng namanya, penentangan Owen terhadap teori Evolusi Darwin adalah ujian yang paling keras.
Hubungan Owen dengan Darwin
Dengan kapal H.M.S Beagle, Charles Darwin pulang dari ekspedisi ke Amerika Selatan dengan membawa sejumlah besar fosil yang sempat ia temukan. Darwin pertama kali diperkenal oleh Lyell kepada Owen. Mereka sepakat untuk bekerjasama dalam meneliti fosil-fosil yang berhasil dikumpulkan Darwin saat ekspedisinya ke Amerika selatan. Pada periode ini hubungan keduanya berjalin baik dan penuh dengan kerjasama.
Dari hasil penelitian fosil yang dikumpulkan Darwin, Owen menyimpulkan bahwa binatang yang sudah punah seperti slot dan binatang pengerat di Amerika Selatan, berada pada satu keluarga yang sama. Hal ini mengherankan, spesies yang berada di lokasi yang sama ternyata memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dibandingkan dengan mahluk berukuran serupa yang hidup ditempat yang berjauhan dengannya.
Kesimpulan inilah yang mengilhami Darwin untuk memformulasikan idenya tentang konsep seleksi alam. Seleksi alam terjadi karena individu yang bersangkutan mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan khususnya, sehingga ia dapat bereproduksi dengan lebih efektif(Huntchinson Science).
Dengan diterbitkannya “Origin of Species” menjadi momentum awal perseteruan abadi Owen vs Darwin. Pada tahun 1854, Owen berbicara di depan British Association untuk menyangkal pemikiran Darwin tentang seleksi alam. Owen berpendapat,”tidak mungkin kera yang memiliki sifat kebinatangan, seperti gorilla dapat berdiri tegak dan berubah menjadi manusia.” Untuk mengukuhkan idenya, Owen mengumumkan hasil penelitiannya bahwa otak manusia memiliki struktur yang tidak dimiliki otak kera, yaitu Hippocampus minor. Owen mengusulkan manusia berada pada sub kelas yang terpisah dengan kera.
Delapan tahun kemudian, Huxley seorang murid Darwin, berhasil membuktikan secara meyakinkan bahwa otak kera memiliki struktur yang pernah disangkal oleh Owen, yaitu Posterior cornu dan Hippocampus. Kesempatan ini digunakan Huxley untuk menuduh Owen karena telah melakukan sumpah palsu. Kampanye penentangan Huxley terhadap Owen berlangsung selama dua tahun dan berhasil menghancurkan nama baik Owen.
Pada tahun 1860, Owen mempublikasikan secara diam-diam tulisan ilmiah tanpa menyertakan namanya. Ia menyerang konsep seleksi alam dan berhasil menghancurkan hasil kerja Darwin. Tindakan ini mendapat reaksi keras dari para evolusionis, menuduh Owen seorang pendengki, pembohong dan kejam.
Perjuangan panjang tanpa lelah dilakukan Owen untuk mematahkan teori evolusi Darwin. Walaupun Darwin telah wafat, sepanjang hidupnya Owen harus menghadapi murid-murid berbakat Darwin seperti Alfred Russel Wallace dan ahli biologi Inggris T.H Huxley.

Sabtu, 05 Mei 2012

Predator di Dunia Monster

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru MI At-Taufiq di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah, Kota Bandung


Akhir-akhir ini, Negara-negara di dunia sedang diramaikan oleh isu global warming. Bagi Indonesia isu ini telah masuk ke halaman rumahnya dalam bentuk banjir, tanah longsor, gelombang pasang air laut, angin puting beliung, kebakaran hutan dan sejumlah efek lainnya yang berpengaruh langsung terhadap  perekonomian dan sosial.
Menurut catatan fosil yang dipelajari para palaentolog manusia pernah hidup sejaman dengan “monster-monster” prasejarah. Ukuran dan bobot tubuh “monster” ini sungguh luar biasa. Para pelopor suku Aborigin,manusia pertama yang menginjakan kakinya di benua Australia harus berhadapan langsung dengan kadal terbesar dan paling mematikan yang pernah hidup di permukaan bumi. Panjang tubuhnya mencapai 5,5 meter, dilengkapi dengan senjata yang berupa gigi-gigi tajam berlumur liur mengandung bakteri mematikan. Dengan satu kali gigitan pada tubuh korbannya sudah cukup untuk membunuh diprotodon, binatang berkantung yang berbobot 2 ton
 Orang-orang Clovis di Amerika Utara pun sempat berhadapan dengan mamalia terbesar dan terbuas yang pernah berburu di daratan. Short-face bear adalah pemangsa puncak di benua ini. Saat berdiri, tinggi tubuhnya bisa mencapai 3 meter.
Pada abad 13 Masehi di Selandia baru, suku Maori harus berhadapan langsung dengan pemangsa udara paling mematikan sepanjang masa. Dengan bobot tubuh 15 kilogram dan rentang sayap hingga 3 meter, menobatkan Haast Eagle sebagai elang terbesar dan pemangsa puncak di surga para burung ini. Suku Maori menceritakan tentang teror perburuan manusia yang dilakukan Haast Eagle, korban hasil buruannya dibawa sebagai santapan anak-anaknya.
Kemampuan fisik manusia kalah telak saat berhadapan dengan cakar dan gigi taring “monster” prasejarah tersebut. Tetapi dengan kemampuan akalnya, manusia prasejarah menjelma menjadi predator di dunia “monster.”
“Monster” tak berbudaya itu kalah oleh beraneka macam peralatan yang digunakan manusia. Namun hanya satu alasan penyebab kepunahan mereka semua, persaingan makanan. Uraian ini menjelaskan pergulatan manusia dengan binatang-binatang raksasa dan pelajaran yang bisa dipetik bagi generasi sekarang dan masa depan.

Api Menaklukan Monster Australia
Menurut teori evolusi, pada 3 juta tahun yang lalu manusia kera muncul untuk pertama kali di Afrika. Namun menurut catatan fosil, Ilmuwan menyimpulkan bahwa manusia modern baru muncul di Afrika pada 100 ribu tahun yang lalu. Sekitar 6 ribu tahun yang lalu, manusia memiliki peradaban tinggi. Sehingga sebelum tahun 4 ribu sebelum masehi (4 ribu SM) mereka disebut manusia prasejarah, manusia yang belum mengenal tulisan
Pada 65 ribu tahun yang lalu, untuk pertama kalinya manusia menginjakan kakinya di benua Australia bagian utara. Para ilmuwan menggambarkan kondisi Alam Australia sebagai belantara luas yang rusak oleh kekeringan panjang dan tandus oleh seringnnya terjadi kebakaran.
Mereka meyakini, selama 2 juta tahun, Australia merupakan daratan kering yang sering dilanda badai berlistrik. Badai ini mengakibatkan terbakarnya tanam-tanaman kering. Diperkirakan kebakaran bisa merambah hingga radius ratusan kilometer dan berlangsung hingga berminggu-minggu. Diperkirakan kebakaran ini muncul setiap 30-40 tahun sekali.
Bangsa Aborigin harus menghadapi kondisi alam yang keras dan tidak pernah ditemui di daerah asalnya. Para Ilmuwan memperkirakani mereka berasal dari Timor. Dan suku Aborigin menceritakan kisah nenek moyang mereka yang datang dari laut.
Selain harus berhadapan dengan kondisi alam yang tidak bersahabat, suku Aborigin harus berhadapan langsung dengan pemangsa puncak di seantero benua Australia. Megalania adalah kadal terbesar yang pernah hidup di bumi. Menurut teori evolusi, ia adalah kadal terakhir yang memiliki hubungan kekerabatan yang paling dekat dengan dinosaurus. Kadal yang memiliki panjang 5,5 meter dari kepala hingga ke ekor. Dilengkapi dengan senjata berupa gigi-gigi tajam yang basah oleh liur yang mengandung bakteri mematikan.
Seperti komodo, megalania berburu dengan menggigit tubuh mangsanya. Bagian tubuh yang terkena gigitannya akan mengalami infeksi hebat, dikarenakan bakteri-bakteri beracun yang berhasil masuk ke tubuh korbannya. Cukup dengan sekali gigitan, diprotodon, binatang berkantung seberat 2 ton sekalipun tidak akan luput dari kematiannya. Walaupun korban yang telah digigitnya dapat hidup berjam-jam bahkan sampai berhari-hari, megalania dapat mendeteksi korbannya yang sedang sekarat itu dengan lidah bercabangnya yang sensitif. Sehingga bersembunyi di manapun, megalania dapat menemukan korbannya hingga radius 15 kilometer.
Megalania sanggup memangsa Diprotodon, marsupial terbesar yang pernah hidup di bumi. Bobot tubuh diprotodon jantan bisa mencapai 2 ton sedangkan Diprotodon betina memiliki bobot setengahnya. Ia hidup di hutan-hutan lebat, hutan terbuka dan semak-semak yang memiliki akses yang dekat dengan sumber air. Diperkirakan ia lebih memilih memakan tunas atau daun muda pohon tertentu daripada rerumputan dan semak-semak yang rendah zat gizinya.
Fosil diprotodon ditemukan di seluruh daratan Australia. Sering ditemukan kerangka diprotodon betina beserta bayi yang masih digendong di dalam kantong induknya. Kantung diprotodon terletak di belakang tubuhnya, tidak seperti kantong kangguru yang terletak di depan.
Dari fosil yang pernah ditemukan, diperkirakan diprotodon memiliki panjang hingga 3 meter dari hidung sampai ekor. Saat berdiri, tinggi bahunya lebih dari 1,7 meter. Ia tidak memiliki alat pertahanan diri dari pemangsanya, megalania. Gerakan diprotodon yang lambat membuatnya menjadi mangsa yang mudah untuk disergap.
Kulit Diprotodon tidak tebal seperti badak. Untuk menghangatkan tubuhnya dari suhu jaman es yang dingin, Tubuh Diprotodon diselimuti oleh bulu yang lebat. Kulitnya yang tidak tebal memudahkan megalania untuk menghujamkan gigi-gigi tajamnya dan menyebarkan bakteri beracun pada bagian tubuh diprotodon yang berhasil dikoyaknya.
Oleh sebab itu megalania dijuluki “kadal pengoyak raksasa.” Menurut para ilmuwan bentuk anatomi megalania mirip komodo, tetapi badannya lebih tegap dan ekor yang pendek. Ia memiliki cakar yang sangat besar pada kakinya. Binatang yang bernama latin Megalania Prisca ini diperkirakan memiliki bobot hingga 320 kg.
Bobot tubuhnya yang besar dan bentuk ekor yang pendek menyulitkannya untuk berburu dengan cara mengejar mangsanya. Para ahli memperkirakan megalania adalah pemangsa yang berburu dengan cara menyergap. Mangsa yang berhasil digigitnya akan mati secara perlahan karena infeksi pada luka bekas gigitannya.
Selain memangsa marsupial terbesar didunia, megalania diperkirakan memangsa telur-telur Genyornis, sejenis burung raksasa yang pernah hidup di Australia. Tinggi Genyornis mencapai 2 meter, dilengkapi dengan sepasang sayap yang terlalu kecil untuk membuatnya bisa terbang. Dari bentuk paruhnya, para ilmuwan memperkirakan ia adalah perpaduan dari karnivora yang memburu mangsanya dan pemakan bangkai.
Dari fosil yang ditemukan, mereka punah sesaat setelah manusia pertama menginjakan kakinya di Australia.
Megalania pertama kali muncul pada 1,6 juta tahun lalu, pada kala pleistocen. Jenis kadal monitor terbesar ini punah pada 40 ribu tahun yang lalu.
 Terdapat perdebatan sengit tentang kepunahan megalania. Ilmuwan berpendapat bahwa jaman es yang sedang berlangsung, membunuh hewan-hewan kunci yang menjadi mangsa Megalania. Pendapat ini segera dibantah, dengan alasan bahwa jaman es telah berlangsung ratusan ribu tahun sebelumnya, mengapa binatang-binatang kunci tersebut tidak punah jauh hari sebelumnya. Selain itu para ilmuwan memperoleh bukti dari catatan geologis bahwa hanya sebagian kecil saja dari wilayah benua Australia yang tertutup es. Sehingga memungkinkan hewan-hewan kunci yang menjadi mangsa Megalania dapat tetap bertahan.
Yang lebih menarik adalah pendapat yang menyatakan kepunahan megalania terjadi karena diburunya hewan-hewan kunci oleh manusia. Hewan kunci yang diperkirakan adalah diprotodon dan genyornis. Namun pendapat ini segera disanggah dengan alasan catatan fosil yang telah ditemukan, tidak menunjukan bukti yang signifikan bahwa manusia pernah memburu diprotodon dan genyornis secara intensif.
Pendapat ketiga yang dianggap paling masuk akal dan didukung bukti dari catatan geologis. Terbukti semenjak kedatangan manusia di benua Australia, kebakaran hutan lebih sering terjadi. Diperkirakan kebakaran ini sengaja dilakukan oleh manusia, untuk dimanfaatkan sebagai lahan bercocok tanam dan menggembalakan ternak. Sehingga, hutan tempat hidup Diprotodon dan Genyornis menjadi rusak dan diduga kuat sebagai penyebab menurunnya populasi kedua binatang ini secara signifikan.
Hal ini didukung pula dengan ditemukannya  beberapa fosil diprotodon di danau Callabonna, Australia. Pada perut mereka ditemukan tanaman salt bush, tanaman yang memiliki sedikit zat gizi. Diperkirakan Diproton malang ini mengalami kelaparan dan terpaksa mengkonsumsi salt bush. Lingkungan yang rusak mengancam polulasi diprotodon dan berakibat langsung pada populasi pemangsanya, Megalania.

Clovis Versus Taring Mammoth
Terdapat bukti kuat yang mengindikasikan bahwa manusia pernah membantai habis “monster”daratan Amerika Utara di kala pleistocen. 13 ribu tahun yang lalu, Amerika Utara telah menjadi arena pergulatan antara taring-taring mammoth dengan manusia yang bersenjatakan clovis.
Saat jaman es akan berakhir, manusia untuk pertama kali menginjakan kakinya di Amerika Utara. Mereka adalah keturunan pemburu Siberia yang menyeberang ke Amerika Utara melalui Bering Gate. Saat itu, air laut di Bering Gate membeku membentuk pegunungan es yang menghubungkan benua Asia dan Amerika Utara. Akibatnya permukaan air laut pada saat itu turun hingga 70 meter lebih rendah dari masa kini.
 Dari  hasil penelitian fosil kerangka manusia yang ditemukan oleh para pekerja bangunan di puncak bukit Montana pada tahun 1968, menunjukan kerangka yang ditemukan adalah seorang anak kecil yang telah terkubur selama 13 ribu tahun. Ia diyakini salah satu pelopor yang menginjakan kakinya di Amerika Utara.
Kerangka tersebut diselimuti oleh Orche merah sebagai simbol untuk bumi yang biasa digunakan pada upacara kelahiran dan kematian. Ditemukan pula beberapa keping Clovis, ujung tombak yang biasa gunakan untuk berburu. Sejak saat itu manusia pertama yang menginjakan kakinya di Amerika utara dinamakan orang-orang Clovis.
Clovis pertama kali ditemukan di New Mexico pada tahun 1932. Ujung tombak ini terbuat dari batu semi mulia seperti chertz, kristal kuarsa, jasper dan obsididan. Senjata ini kuat dan akurat untuk berburu. Dirancang khusus untuk memaksimalkan penetrasi pada tubuh binatang buruan.
Senjata ini telah ditemukan di seluruh Amerika Utara. Terdapat inidikasi kuat, clovis digunakan manusia untuk berburu mammoth secara intensif . Salah satu fosil mammoth yang ditemukan di Arizona,Amerika Serikat(AS), memperlihatkan 8 buah clovis tertancap dalam tengkorak mammoth dewasa. Setiap senjata menimbulkan luka yang mematikan.
Fosil mammoth ditemukan tersebar di seluruh Amerika Utara. Pada fosil mamalia ini, sering ditemukan bekas luka akibat clovis. Dengan bobot mencapai 8 ton dan tinggi pundaknya hingga 14 kaki, menjadikan mammoth sebagai mamalia terbesar yang pernah berjalan di Amerika Utara pada kala pleistocen.
Mammoth merupakan famili dari Elephantidae. Menurut teori evolusi ia memiliki hubungan kekerabatan yang paling dekat dengan gajah Afrika(Loxodonta Africana dan Loxodonta cyclotis) dan gajah Asia(Elephas maximus).
Para ilmuwan memperkirakan Elephantidae muncul di Afrika utara sekitar 3,5 juta tahun yang lalu. Kemudian mereka bermigrasi ke Eropa, Asia dan terakhir ke Amerika Utara.
Di sini pun hidup mastodon, sejenis mammoth yang memiliki tubuh lebih pendek tetapi ukuran gading paling besar dan panjang. Bentuknya melengkung hingga ke atas. Sehingga bobot keseluruhannya lebih besar dari jenis mammoth yang lain.
Namun “monster”ini termasuk binatang herbivora. Ia memperoleh makanan dari sejenis rumput yang tumbuh di padang-padang stepa yang dingin dan kering, di Amerika Utara. Binatang pemangsa yang diperkirakan dapat membunuh raksasa berbulu ini adalah Saber-tooted cats (macan gigi pedang). Ia terkenal karena dua buah taring yang panjangnya mencapai 7 inci. Taring ini dirancang khusus untuk menusuk dan merobek organ dalam mangsanya.
Panjang tubuhnya 1,2 meter dengan bobot dua kali lebih besar dari singa dewasa jaman sekarang. Kakinya pendek dan berukuran besar, cocok untuk menopang bobot tubuhnya yang besar. Tetapi bentuk anatomi seperti ini tidak cocok sebagai pemangsa yang mengejar buruannya. Diperkirakan ia termasuk pemangsa penyergap. Hal ini diperkuat pula dengan ekornya yang pendek. Bagi pemangsa yang mengejar mangsanya, ekor yang panjang bermanfaat untuk menyeimbangkan tubuhnya saat berlari dengan kecepatan tinggi.
Macan gigi pedang adalah pemburu yang kuat. Senjatanya adalah taring yang besar, tetapi rahangnya tidak cocok digunakan untuk mencengkram atau menghancurkan punggung mangsanya. Taringnya digunakan untuk mengiris dan menyobek bagian tubuh mangsanya yang lunak seperti bagian tenggorokan dan perut. Macan gigi pedang membunuh mangsanya secara perlahan melalui kehilangan banyak darah korbannya, daripada secara cepat melalui cekikan atau leher yang hancur oleh gigitan.
Diperkirakan taring macan gigi pedang mampu membunuh Giant ground sloth (slot tanah raksasa). Sloth tanah terbesar adalah sloth Megatherium yang memiliki panjang tubuh hingga 6 meter dan bobot 4,5 ton. Tidak seperti sloth modern yang sepanjang hari hidup bergelantungan di pohon, sloth tanah raksasa hidup berkeliaran di atas permukaan tanah. Makanannya tergolong lunak, yaitu tumbuhan dan serangga. Lidahnya yang panjang digunakan untuk memegang dan menarik ujung-ujung daun.
Dari ukuran tulang panggulnya, para ilmuwan meyakini dia dapat berdiri sesekali untuk menarik pucuk-pucuk daun yang tinggi. Giginya kecil dan tumpul digunakan untuk mengunyah dedaunan.
Macan gigi pedang adalah monster yang mengerikan. Namun predikat monster berukuran tubuh paling besar dan menakutkan yang pernah berburu di daratan pada masa pleistocen layak disandang oleh Short face bear (beruang wajah pendek). Saat berdiri, tingginya bisa mencapai 3,4 meter dan 1,5 meter saat berjalan.
Menurut para ilmuwan, gigi beruang wajah pendek dapat melakukan tusukan yang dalam dan mengakibatkan luka yang besar. Moncongnya yang pendek dan kuat, dibangun oleh rahang yang dapat menghancurkan tulang mangsanya. Diperkirakan ia dapat berburu mammoth dan giant ground sloth.
Menurut ilmuwan, kaki belakangnya yang lebih panjang akan menyulitkan saat berlari cepat untuk berburu kuda stepa dan antelop. Namun gerakannya yang tidak cepat ternyata meningkatkan efisiensi penggunaan energi pada suhu jaman es yang dingin. Binatang ini didesain untuk daya tahan daripada untuk kecepatan.
Beruang wajah pendek dan Macan gigi pedang merupakan pemangsa puncak yang mematikan. Namun mereka tidak mampu mengejar binatang herbivora, seperti kuda stepa, antelop dan bison. Anatomi tubuh mereka hanya cocok untuk menyergap mangsa yang besar dan lambat, seperti mammoth dan sloth tanah raksasa. 
Saat orang-orang clovis datang ke Amerika Utara, mereka mulai memburu mammoth dan sloth tanah raksasa. Ukuran tubuhnya yang besar, gerakannya yang lambat dan tidak dilengkapi dengan sistem pertahanan yang baik, menjadikan mammoth dan giant ground slots rentan untuk diburu. Kelemahan ini dapat menjadi alasan kuat bagi orang-orang clovis untuk menempatkan mammoth dan sloth tanah raksasa sebagai buruan utama mereka.
Menurut catatan fosil yang dipelajari para ilmuwan, seratus tahun kedatangan manusia ke Amerika Utara, 30 jenis hewan musnah, termasuk Mammoth, sloth tanah raksasa, kuda dan unta. Teori yang paling masuk akal dan paling diyakini oleh para ilmuwan tentang penyebab kepunahan binatang-binatang ini adalah perburuan secara intensif yang dilakukakan orang-orang Clovis.
Bila dalam seratus tahun semenjak kedatangan manusia mammoth dan giant ground slots punah, maka pemangsa merekapun seperti beruang wajah pendek dan macan gigi pedang tidak dapat bertahan.

Predator Di surga Para Burung
Selandia Baru adalah daratan terakhir yang ditemukan manusia. Sejak berpisah dari daratan Australia dan Antartika 80 juta tahun yang lalu, Selandia Baru menjadi pulau yang menyendiri dan terisolasi dari dunia lain. Pulau ini didominasi oleh burung, dan tidak memiliki predator yang hidup merayap dipermukaan tanah. Sehingga kegiatan makan dan bersarang di tanah menjadi aman. Menurut teori evolusi, kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak ditemui burung yang telah kehilangan kemampuan terbangnya.
Pada abad 13 masehi, Suku Maori adalah manusia pertama yang menginjakan kakinya di Selandia Baru. Mereka bermigrasi dari Polinesia, dipimpin oleh seorang pelopor yang bernama Pupe. Ia menjuluki selandia Baru sebagai Aotearoa (tanah dari awan putih yang panjang).
Pemangsa puncak di pulau ini bukanlah penguasa daratan, tetapi penguasa udara. Haast Eagle (elang Haast) adalah pemangsa udara yang paling mematikan sepanjang masa. Diperkirakan bobot Elang Haast betina bisa mencapai 15 kilogram dan jantannya 10 kilogram. Dengan rentang sayap hingga 3 meter, menobatkannya sebagai elang terbesar yang pernah hidup di bumi. Kakinya yang besar dan berotot, dilengkapi dengan cakar yang panjangnya hingga 60 mm, sangat cocok untuk berburu binatang raksasa seperti Giant Moa (Moa raksasa) bahkan manusia!
Bagi suku Maori, pemangsa udara yang dijuluki Pouakai ini begitu menyeramkan. Terdapat kisah teror dari Suku Maori yang menceritakan tentang perburuan manusia yang dilakukan elang Haast. Korban buruannya akan dibawa ke sarangnya sebagai santapan anak-anaknya. Menurut para ilmuwan, elang Haast mampu membunuh manusia. Kisah pembunuhan manusia oleh elang Haast kemungkinan besar terjadi karena mangsa utamanya, Moa raksasa telah semakin langka karena perburuan manusia.
Moa raksasa adalah sejenis burung raksasa, berleher panjang dan tidak bisa terbang. Dari fosil yang berhasil dipelajari, tinggi moa raksasa dewasa bisa mencapai 3 meter dan berbobot hingga 250 kilogram. Ukuran kakinya sebesar kaki sapi. Pada tubuh Moa raksasa tidak ditemukan sedikitpun sayap, hal ini berbeda dengan burung yang tidak bisa terbang lainnya yang hidup di Selandia Baru.
Moa raksasa tidak memiliki sistem pertahanan untuk melindungi diri dari pemangsanya, elang Haast. Leher Moa raksasa yang panjang merupakan bagian tubuh yang paling rentan terhadap sergapan cakar elang Haast. Dari fosil yang berhasil dipelajari, terlihat kerusakan yang parah pada struktur tulang belakang Moa raksasa. Diperkirakan, ini disebabkan oleh cakar elang Haast. Cakar elang Haast yang mengenai punggung Moa raksasa, dapat menembus dan merobek organ dalam mangsanya. Sehingga Moa raksasa akan mati kehabisan darah.
Telur Moa raksasa berukuran 100 kali lebih besar dari telur ayam. Diperlukan waktu 7 tahun bagi anak moa raksasa yang baru menets untuk mencapai ukuran dewasa. Oleh sebab itu proses pertumbuhan dan regenerasi moa raksasa tergolong lambat.
Tanah Selandia Baru tidak sesubur tanah di tempat kelahiran suku Maori, Polinesia. Tanaman yang khusus di bawa suku Maori untuk dibudidayakan di surga burung ini gagal tumbuh dengan baik. Suku Maori terancam krisis pangan. Pada kondisi sulit ini, suku Maori terpaksa memenuhi kebutuhan hidupnya melalui berburu Moa raksasa. Dagingnya yang berlimpah, gerakannya yang lambat dan tidak memiliki sistem pertahanan dari serangan pemangsa, menjadikannya sebagai buruan yang paling potensial bagi memenuhi kebutuhan pangan suku Maori.
Dari sekian banyak fosil Moa raksasa yang ditemukan, terbukti bahwa manusia pernah memburu dan memasaknya. Di lingkungan suku Maori terdapat cerita bahwa dahulu kala nenek moyang mereka pernah berburu burung yang sangat besar untuk dimakan.
Perburuan Moa raksasa secara besar-besaran tidak bisa diimbangi dengan kemampuan regenerasinya yang lambat. Dalam kurun waktu kurang dari 100 tahun semenjak suku Maori menginjakan kakinya di Selandia Baru, Moa raksasa punah. Hal ini berakibat langsung pada elang Haast yang tidak memperoleh sumber makanan utamanya.
Manusia Predator Sejati
Cakar dan taring-taring “monster”raksasa yang mematikan, tidak menggoyahkan kedudukan manusia sebagai predator sejati sepanjang masa. Predator yang telah lolos uji saat menghadapi Megalania, pemangsa puncak di Australia 65 ribu tahun yang lalu. Dapat “mematahkan” dominasi taring-taring mammoth, cakar beruang wajah pendek dan gigi saber-toothed cats di Amerika Utara. Bahkan reputasi Elang Haast, pemangsa udara yang ditakuti oleh manusia, dapat ditaklukan.
Sebagian orang bijak berpendapat,”kekuatan yang besar memiliki tanggung jawab yang besar.”Tentu, manusialah yang paling tepat disebut mahluk penyandang kekuatan terbesar diantara mahluk lainnya. Ini artinya kita tidak harus melulu mengeksploitasi alam karena kedigdayaannya. Tetapi alam dapat dijadikan sarana untuk menunjukan betapa bertanggung jawabnya kita, dengan melestarikan kehidupan di dalamnya.

Benda Pos dan Pendidikan

Oleh :Septiardi Prasetyo
         Guru MI At-Taufiq di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah, Kota Bandung


Pada suatu hari, sejumlah siswa kelas enam dihukum karena telah berulang kali tidak mengerjakan tugas bahasa Inggris. Bentuk hukumannya agak unik, yaitu menuliskan permintaan maaf dalam bahasa Inggris di selembar kartu pos yang dikirimkan langsung ke alamat saya. Maksud menggunakan hukuman tidak biasa ini adalah supaya ada perhatian lebih dari para orangtua perihal pekerjaan rumah anak-anaknya. Karena keterlibatan orangtua mutlak diperlukan paling tidak saat membeli dan mengirimkan kartu pos. Coba bayangkan bila setiap minggu harus bolak-balik ke kantor pos karena siswa tidak mengerjakan tugas.
Ekspresi wajah beberapa siswa tampak kebingungan dengan bentuk hukuman yang saya berikan. Seorang siswa bertanya,”Apa itu kartu pos?” Kemudian saya meminta teman-temannya di kelas yang mengetahui jawabannya untuk mengacungkan tangan. Seorang siswa mengacungkan tangan. Tapi bukan untuk menjawab pertanyaan melainkan bertanya lebih lanjut,”Rumah bapak kan jauh dari sekolah. Untuk mengirimkannya ke rumah bapak kami harus naik angkot apa?” Saya cukup kaget dengan fakta bahwa ternyata tak satu pun siswa di kelas saya yang mengenali benda pos terlebih pernah memanfaatkan jasanya.
Adaptasi merupakan kunci dalam memenangkan kompetisi. Juga membuka lebih banyak peluang untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Di alam, leher jerapah memberinya keuntungan untuk beradaptasi dalam memenangkan kompetisi perebutan sumber makanannya. Tapi muncul pertanyaan menarik, apakah binatang lain seperti zebra dan banteng  Afrika akan punah karena kalah bersaing dengan leher jerapah yang panjang? Jawabannya tentu tidak! Karena walupun leher zebra dan banteng tidak sepanjang leher jerapah. Tetapi mereka memiliki kemampuan untuk melakukan perjalanan sangat jauh guna mencari sumber makanan baru. Kesimpulannya adalah keterampilan dalam memanfaatkan determinasi potensi yang dimiliki ketiga binatang di atas membuatnya mampu beradaptasi dan lestari hingga sekarang.
Wacana pendidikan berkarakter telah menjadi topik yang mendesak untuk segera direalisasikan. Guna membekali generasi muda untuk mampu bertahan dan berkembang di tengah badai globalisasi di segala bidang. Karena ada kecenderungan bangsa Indonesia masih menjadi follower dalam peta percaturan peradaban dunia. Hal ini sungguh memprihatinkan karena bila diibaratkan bangsa ini sebagai kapal raksasa berpenumpang 250 juta jiwa yang sedang terombang-ambing badai di tengah samudera. Akan sangat membahayakan bila kapal tidak dikemudikan dengan benar dan tepat. Karena ancaman batu karang dan gelombang sewaktu-waktu bisa mengkaramkan kapal. (Metafora usang! Tapi masih lumayanlah)

Rabu, 02 Mei 2012

Mitra MBS


Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru Madrasah Ibtidaiyah At-Taufiq, Kota Bandung

Berdasarkan Permendiknas No.19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan, dinyatakan bahwa sekolah/madrasah harus membuat Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 4 tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan. Selain itu sekolah/madrasah juga harus membuat Rencana Kerja Tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M) yang dilaksanakan berdasarkan rencana kerja jangka menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini merupakan perwujudan dari otonomi pendidikan di sekolah/madrasah yang harus berlandaskan standar pengelolaan pendidikan di sekolah/madrasah yang memenuhi prinsip mendasar seperti keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik. Sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4.
Berdasarkan permendiknas dan UU pengelolaan pendidikan di atas maka pelaksanaan manajemen sekolah/madrasah tidak hanya ditentukan oleh peran dan fungsi sekolah/madrasah saja. Tetapi anggota masyarakat pun dapat berkontribusi melalui Komite Sekolah dan Kelompok Kerja Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (KKRKS/M).
Hal ini akan memperbesar peluang dan kesempatan bagi sekolah untuk menghasilkan program jangka pendek, menengah dan panjang yang aspiratif yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan warga sekolahnya. Namun seringkali peran dan fungsi komite sekolah terhambat oleh faktor klasik seperti kesibukan bekerja dan rutinitas harian lainnya. Hal ini akan berpengaruh pada penurunan motivasi dan daya kreativitas sekolah dalam menghasilkan terobosan-terobosan segar pada program sekolahnya. Sehingga tidaklah mengherankan bila Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang sedang berjalan merupakan reproduksi dari program yang telah dijalankan tahun sebelumnya.
Di sinilah peran dunia kampus dalam menjebatani kinerja administrsasi sekolah/madrasah terhadap aspirasi masyarakat sekitarnya melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Sekolah Dasar(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) di kota Bandung dan sekitarnya dari tanggal 12 Juli-20 Agustus yang lalu. Melalui kegiatan KKN ini diharapkan akan lebih memotivasi dan mendorong sekolah dalam mensinergikan fungsi dan perannya dengan komite sekolah.
Melalui penyusunan MBS kita dapat memperoleh informasi menyeluruh tentang profil kesiswaan, kurikulum dan pembelajaran, pendidik dan tenaga pendidik, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan, budaya dan lingkungan, peran masyarakat dan kemitraan.
Tugas utama para mahasiswa KKN tematik MBS adalah bekerjasama dengan seluruh warga sekolah dalam menata pengelolaan administrasi sekolah yang secara spesifik tercakup dalam empat elemen MBS seperti Sistem Database Sekolah(SDS), Rencana Kerja Sekolah(RKS), kepemimpinan kepala sekolah dan komite. Karena keempat elemen MBS tersebut merupakan pilar utama bagi sekolah dalam merencanakan, menyusun, melaksanakan dan mengembangkan MBS-nya.
Salah satu  media yang digunakan untuk memuluskan kerjasama tersebut adalah memperkenalkan kepada sekolah sebuah software sumbangan dari pemerintah Amerika yang bernama USAID. Software ini memiliki fitur yang cukup sederhana yang memudahkan sekolah dalam melakukan input data MBS. Software ini bersifat gratis dan dapat beroperasi pada program Office 2003.
Tapi tidak semua sekolah bersedia menggunakan software yang mampu berintegrasi dengan program Microsoft Exel ini. Alasannya format yang dihasilkan USAID ternyata tidak sama dengan format yang telah ditentukan oleh kantor Dinas Pendidikan (Disdik). Sehingga format yang dihasilkan software USAID tidak dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan akreditasi atau pengurusan dana BOS.
Kendala berikutnya adalah tidak lengkapnya arsip database. Dari hasil penelusuran dan wawancara bersama petugas Tata Usaha (TU) di sekolah diperoleh informasi bahwa banyak arsip sekolah yang hilang apakah itu karena pencurian atau tercecer ketika kegiatan pembangunan sekolah. Hal tersebut merupakan kendala yang kentara untuk menyusun MBS yang baik.
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dan hasil belajar siswa selalu berkaitan dengan efektivitas MBS yang direncanakan, disusun dan dijalankannya. Karena MBS memiliki peran dan fungsi sebagai pedoman kerja dalam mengembangkan sekolah/madrasah. Juga untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah/madrasah. Dan MBS juga sebagai materi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan sekolah/madrasah.
Dari tulisan sederhana ini mudah-mudahan bisa memotivasi rekan-rekan kami yang sedang menjalankan KKN tematik MBS selama 40 hari di kota Bandung dan sekitarnya. Juga sebagai aspiratif konstruktif bagi dunia pendidikan kita terutama sekolah/madrasah yang tidak pernah menyerah dalam menyempurnakan MBS-nya. Juga bagi para anggota masyarakat yang begitu peduli pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah/madrasah tempat putra-putrinya menuntut ilmu.

Selasa, 01 Mei 2012

Di balik Gunung Es Bernama UN


Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru MI At-Taufiq, Kota Bandung

Baru-baru ini, media masa nasional diramaikan oleh pemberitaan tentang pelaksanaan Ujian Nasional(UN). Fenomena tahunan ini telah menimbulkan banyak kontroversi sejak hari pertama pelaksanaannya. Hebatnya UN “berhasil” memunculkan fenomena baru, polisi mengamankan pelaksanaan UN di sekolah. Ini hanya terjadi di Indonesia. Seperti gunung es, di bawah permukaan, UN banyak menyimpan permasalahan mendasar.
Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Dari proses ini semua potensi yang dimiliki manusia yang bernama siswa digali dari tiga aspek fundamental. Aspek kognitif(pengetahuan), afektif(sikap) dan psikomotor yang secara alamiah ketiganya berhubungan dan saling mempengaruhi.
Tiga aspek fundamental dari pendidikan ini diibaratkan manusia yang terdiri dari kepala, badan dan anggota gerak. Aspek kognitif seperti kepala, tempat menyimpan dan memproses data. Aspek afektif seperti badan yang didalamnya terdapat hati, tempat manusia melakukan kontemplasi untuk menentukan sikap. Dan aspek psikomotor seperti anggota gerak, kaki dan tangan, untuk melakukan apresiasi.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) secara ideal mengakomodir ketiga aspek di atas. Pihak sekolah dengan berbagai keterbatasan sarana dan prasarananya, diberikan kebebasan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulumnya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
Bila siswa tinggal di daerah pesisir pantai, maka sekolah dapat menyusun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pesisir pantai. Sehingga siswa memiliki pengetahuan tentang pentingnya pelestarian terumbu karang, hutan bakau, bahaya abrasi pantai dan manfaat wisata bahari.Sehingga siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan kepedulian untuk memanfaatkan potensi pesisir pantai dan lautnya secara arif.
Dan bagi siswa yang tinggal di dekat hutan, sekolah diberi kebebasan untuk menyusun kurikulumnya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat di dekat hutan. Sehingga siswa bisa diarahkan untuk memahami pentingnya melindungi kelestarian hutan dari bahaya erosi, tanah longsor, banjir, kelestarian keanekaragaman hayati dan pengetahuan tentang fungsi hutan sebagai paru-paru dunia.
Secara de jure , pemerintah membuka lebar kreativitas sekolah untuk meracik kurikulum yang hendak dilaksanakan sejauh tidak melewati Standar Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar(KD) yang telah ditetapkan. Namun bagaimana peran KTSP secara de facto.
Pelaksanaan UN yang diselenggarakan setiap akhir masa studi, diselenggarakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjawab soal setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Pemerintah menetapkan suatu nilai standar yang mesti dicapai siswa setelah mengikuti UN. Nilai ini akan menentukan kelulusan siswa.
Inilah faktanya. Secara de facto UN telah mengkungkung kreativitas sekolah dalam menerapkan dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan daerahnya. Dengan diadakannya UN, pembelajaran yang dilaksanakan sekolah semata-mata hanya untuk mempersiapkan menghadapi UN.
Pembelajaran yang dilaksanakan semata-mata untuk mempersiapkan siswa untuk menghadapi UN tentu belum bisa disebut mendidik. Karena UN hanya menilai aspek kognitif saja. Sedangkan dua aspek fundamental lainnya tidak tersentuh.
Sebagai mahluk Tuhan yang paling komplek, manusia dibekali dengan beragam potensi, kemampuan dan keterampilan. Wajar saja bila para pakar bidang pendidikan berpandangan sedikitnya tiga aspek kemampuan dasar yang dimiliki manusia yaitu aspek kognitif(verbal), aspek afektif(sikap) dan aspek psikomotor(keterampilan). Ketiga aspek ini dapat dijabarkan lagi dalam berbagai kompetensi yang dapat diukur dengan beragam instrumen penelitian.
Kurikulum menjabarkan secara detail Standar Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar(KD) yang diwujudkan dalam indikator-indikator yang diharapkan muncul setelah siswa melakukan pembelajaran. Kegiatan belajar siswa tidak terbatas di dalam kelas saja tetapi dilaboratorium sain, bahasa dan computer, kegiatan ekstrakurikuler dan beragam kegiatan karyawisata yang harus ditempuh siswa. Maka indikator yang muncul pada siswa diharapkan mencakup ketiga aspek di atas.
Sekolah diberi kebebasan untuk menerapkan dan mengembangkan kurikulum berdasarkan kondisi dan lingkungan sekitar sekolah. Maka proses belajar-mengajar yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan pembangunan daerahnya. Sehingga detail kurikulum dapat berbeda antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) mengakomodir keberagaman keadaan dan kemampuan sekolah dari Sabang sampai Merauke. Pendidikan memberikan ruang gerak yang luas untuk terlibat langsung dalam pemanfaatan potensi alam di daerahnya. Sehingga percepatan pembangunan daerah diharapkan akan lebih optimal dan berimbas langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.Tentu ini merupakan cita-cita mulia, namun bagaimana dengan realita sesungguhnya?


Poin Plus Bagi Siswa
Sepintas mata pelajaran yang diUANkan telah memposisikan mata pelajaran yang tidak diUANkan sebagai mata pelajaran yang tidak penting. Untuk membangun bangsa yang berlimpah dengan kebhinekaannya, tidak cukup hanya dengan hebat dimata pelajaran yang diUANkan saja. Karena struktur dan komposisi populasi bangsa kita begitu beragam. Sehingga diperlukan lebih banyak tool untuk membangun negeri ini. Pendidikan adalah jawaban paling sentral.
Beberapa mata pelajaran yang selama ini tidak diUANkan perlu diberikan apresiasi yang sama dengan mata pelajaran yang diUANkan. Karena “menganaktirikan” suatu mata pelajaran dapat berakibat langsung pada menurunnya minat siswa untuk mempelajarinya. Dikhawatirkan pihak sekolah pun akan lebih mempriorotaskan perhatiannya pada pelajaran yang diUANkan saja. Efek bola salju ini sungguh tidak diharapkan terjadi.
Sebagai solusi, mata pelajaran yang tidak diUANkan dapat memberikan poin tambahan untuk kelulusan siswa. Selama ini, siswa lulus bila telah memenuhi angka tertentu. Bila angka itu tidak tercapai, maka siswa terancam tidak lulus. Nah, bagi siswa yang memerlukan satu atau dua poin untuk lulus, dapat memperoleh poin tambahan dari prestasinya di matapelajaran yang lain atau dikegiatan ekstrakurikuler. Bila siswa mengetahui manfaat dari berprestasinya di sekolah, diharapkan akan lebih menggali kreativitas dan memotivasi siswa untuk lebih berprestasi dikemudian hari. Sehingga tujuan siswa belajar di sekolah bukan lagi untuk sanggup menjawab soal yang diUANkan saja, tetapi untuk berprestasi.
Desentralisasi Pendidikan
Pelaksanaan UAN secara otomatis telah menodai semangat otonomi penyelenggaraan pendidikan. Saat penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar(KBM), sekolah diberikan kebebasan untuk mengembangkan dan menerapkan kurikulumnya. Namun saat pembuatan instrumen untuk evaluasi akhir siswanya, sekolah tidak dilibatkan. Sungguh ironi dan penuh dengan kontroversi!
Ketidaksiapan Sekolah
Pemberitaan tentang pelanggaran saat pelaksanaan UAN, bukan hanya dilakukan oleh oknum siswa tetapi secara sistematis melibatkan oknum pihak sekolah. Maka tidak sedikit pihak sekolah yang melanggar digelandang ke markas polisi untuk dimintai keterangan. Dan ini hanya terjadi di Indonesia.
Penolakan sejak awal dan ketidaksiapan sekolah dalam pelaksanaan UAN menjadi perhatian utama. Fasilitas yang dimiliki sekolah tidak memadai untuk menjangkau standar nilai yang ditetapkan melalui UAN.
Pertannyaan berikutnya kemudian muncul, sejauh mana UAN dapat mengukur tingkat ketercapaian indikator-indikator yang dimiliki siswa di seluruh Indonesia?Sedangkan setiap sekolah dibebaskan untuk mengembangkan kurikulumnya masing-masing.
Fenomena UAN telah menimbulkan banyak kontroversi sejak awal pelaksanaannya. Hal ini wajar dan masuk akal karena dengan diterapkannya UAN seolah-olah telah “mengebiri”manusia sebagai mahluk yang kompleks. Kelulusan siswa hanya dihargai dari kemampuannya menjawab soal-soal ujian yang isinya hanya menekankan pada aspek kognitif saja. Sedangkan aspek yang berkaitan dengan sikap-sikap positif dan keterampilan yang dimiliki siswa tidak menjadi pertimbangan kelulusan. Bukankankah bangsa kita kualitas lulusan yang bukan saja cerdas tetapi juga berahlak mulia dan memiliki keterampilan yang mampu bersaing secara global.
Hal ini diperparah dengan banyaknya pemberitaan dimedia masa perihal kecurangan yang terjadi saat pelaksanaan UAN. Kecurangan ini bukan hanya sekedar siswa yang menyontek tetapi secara terorganisir pihak sekolah memberi contekan kepada siswanya. Sebuah realita yang sungguh mengejutkan.
UAN menjelama menjadi fenomena bola salju yang bukan hanya berefek pada siswa tetapi juga sekolah. Selama bertahun-tahun pihak sekolah bekerja keras mendidik para siswanya supaya menjadi manusia yang bukan hanya pintar seperti Habibie tetapi juga berahlak mulia dan terampil. Namun dengan diterapkannya UAN, pihak sekolah merasa usahanya sia-sia. Pemerintah hanya peduli pada mata pelajaran yang di UAN kan saja sedangkan mata pelajaran lainnya tidak dapat memberikan tambahan poin bagi kelulusan siswa.
Sungguh disayangkan bila para siswa yang menjadi harapan dan tulang punggung Negara kelak, hanya pandai secara keilmuan saja. Sedangkan moralnya pas-pasan dan keterampilannya hanya sanggup untuk mengoperasikan alat-alat canggih dari luar negeri saja.
Dengan dijadikannya UAN sebagai syarat kelulusan mutlak bagi siswa mementahkan proses panjang belajar-mengajar yang dilakukan sekolah. Siswa dinyatakan lulus bila ia pintar saja, sedangkan aspek afektif dan psikomotor tidak menjadi pertimbang.
Bila sistem kelulusan tetap dilaksanakan dengan UAN dikawatirkan pihak sekolah akan dipacu untuk lebih berkonsentrasi pada kemampuan akademik siswanya saja. Dan tidak mempersoalkan aspek afektif dan psikomotor siswa yang berujung pada menipisnya nilai-nilai moral dan ketrampilan siswa.

"Conspirasi Teory" Di balik Kegagalan Mencari Kuburan Adam Air


Di awal tahun 2007 kita dikejutkan oleh peristiwa hilangnya pesawat komersial Adam Air. Musibah yang kecil kemungkinan bisa terjadi diera kemajuan teknologi bidang penerbangan saat ini. Peralatan komunikasi dan navigasi modern merupakan komponen standar yang dimiliki oleh pesawat sekelas Boeing 747. Pemeriksaan rutin pada mesin pesawat sebelum dinyatakan bahwa pesawat layak terbang memperkecil kemungkinan pesawat mengalami peristiwa yang tidak diinginkan. Peristiwa hilangnya pesawat Adam Air murni musibah. 
Ratusan personel yang terdiri dari  aparat TNI dan tim SAR diturunkan untuk menyisir daerah-daerah yang diduga terakhir kali pesawat Adam Air kehilangan komunikasi. Berbagai peralatan canggih dikerahkan bahkan kapal perang Amerika pun ikut terlibat dalam pencarian kapal naas tersebut. Menurut hemat saya upaya pencarian yang digelar secara besar-besaran hingga melibatkan pihak asing tidaklah berlebihan. Karena peristiwa hilangnya pesawat Adam Air adalah kejadian luar biasa karena menyangkut ratusan nyawa yang hingga saat ini belum diketahui kepastian rimbanya. Peristiwa ini ternyata sanggup menyedot keprihatinan menembus batas wawasan nusantara kita.
Namun hingga hari ini bukti bahwa pemerintah telah berhasil menemukan posisi hilangnya pesawat Adam Air hanya berupa serpihan-serpihan kecil badan pesawat yang jumlahnya pun bisa dihitung dengan jari.  Yang lebih mengherankan saat posisi kotak hitam konon telah ditemukan ternyata pemerintah malah mengakhiri upaya pencarian yang dilakukan oleh tim SAR. Bukannya berkonsentrasi pada operasi pencarian puing-puing pesawat yang kemungkinan masih terapung. Hal ini tidak bisa dimengerti bila Bakrie saja bisa kaya mendadak karena menjadi orang pertama yang menemukan sepotong puing yang diyakini bagian dari pesawat Adam Air yang dinyatakan hilang. Apakah puing-puing pesawat lainnya tidak penting lagi untuk dievakuasi.
Maka tidaklah mengherankan bila muncul pertanyaan benarkan posisi kuburan pesawat Adam Air telah ditemukan ?. Pertanyaan ini akan lebih mengherankan lagi untuk di telusuri bila kita mau menjawab dengan JUJUR pertanyaan di bawah ini.
  1. Kenapa serpihan pesawat yang ditemukan sangat sedikit, sedangkan secara logika pesawat sebesar boeing 747 bila menghantam permukaan laut bisa dibayangkan sebanyak apa serpihan yang berserakan di permukaannya ?
  2. Kenapa peristiwa penemuan pertama serpihan yang diduga milik Adam Air adalah bagian ekor pesawatnya, bukan bagian yang lain ?. Apakah dengan penemuan ini supaya menjadi bukti dalam menjelaskan mengapa pesawat Adam Air secara tiba-tiba kehilangan kontak komunikasi ?
  3. Kenapa pencarian dialihkan ke daerah yang jauh menyimpang dari rute yang dilalui pesawat Adam Air ?
  4. Kenapa setiap serpihan yang ditemukan selalu tercantum nomor registrasi pesawat ? Apakah setiap serpihan yang tidak teregristrasi tenggelam ke dasar laut dan yang bernomor registrasi harus mengapung ke permukaan untuk dapat ditemukan oleh tim SAR dan penduduk sekitar ?
  5. Kotak hitam pesawat dapat memancarkan sinyal yang dapat bertahan hingga 30  hari. Sedangkan hingga sekarang kotak hitam tersebut belum pernah mendapat kepastian kapan akan di angkat untuk menghirup udara bebas. Pertanyaan yang timbul bagaimana mungkin kotak hitam tersebut bisa dievakuasi, sedangkan arus laut di kedalaman 2000 meter dapat dengan mudah mengubah posisi kotak hitam tersebut sewaktu-waktu, sedangkan baterai yang dapat memberitahu posisi kotak hitam tersebut sudah soak ?
  6. Kenapa seolah – olah pemerintah lebih mementingkan untuk segera mengevakuasi kotak hitam bukannya mencari sisa-sisa jasad atau serpihan-serpihan pesawat yang masih memungkinkan untuk ditemukan ?. Apakah hal-hal tersebut sudah tidak penting lagi untuk dievakuasi ?
  7. Bila benar serpihan-serpihan badan pesawat Adam Air telah ditemukan terbenam di kedalam 2000 meter. Apa yang menjadi dasar bahwa serpihan-serpihan itu milik pesawat Adam Air ?. Dan mengapa serpihan tersebut hanya tersebar seluas 2 X lapangan sepak bola ?. sedangkan ukuran pesawatnya sendiri memiliki panjang hampir 1 x lapangan sepak bola ?. Bila mempertimbangkan cuaca buruk yang sering melanda kawasan jatuhnya pesawat, tentu sebaran serpihan-serpihan bangkai pesawat Adam Air memungkinkan akan lebih luas dari yang pernah diinformasikan ?.

Pertanyaan di atas adalah pertanyaan wajar dari seorang warga Negara yang begitu prihatin dengan peristiwa hilangnya pesawat komersial yang diawaki ratusan penumpangnya tersebut. Kejadian yang tidak ada seorang pun ingin mengalaminya. Oleh sebab itu munculah harapan bahwa musibah seperti ini tidak terulang kembali di masa depan. Walaupun harga tiket pesawat sedang diadakan diskon besar-besaran bukan berarti harga keselamatan yang menyangkut nyawa penumpangnya pun dianggap murah.
Sebagai wong cilik yang awam dalam masalah perpolitikan dan kerakusan penguasa. Bukan berarti mati hati nuraninya. Rakyat Indonesia bukanlah patung pajangan yang tidak bisa meneteskan air mata ketika melihat saudara sebangsanya hilang begitu saja dalam sebuah pesawat. Bangsa ini bukanlah pemirsa yang sedang menghibur diri dengan menonton aksi heroik dalam misi penyelamatan pesawat dalam layar bioskop yang berakhir happy end. Tetapi kami adalah anak-anak bangsa yang terluka karena ketidak jujuran yang sedang kami saksikan. Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga. Kejujuran merupakan hal mutlak dalam segala tindakan yang mengatasnamakan kepentingan rakyat kecil. Jangan jadikan peristiwa bencana sebagai upaya untuk meningkatkan kepamoran dan superioritas di mata bawahannya. Cari, temukan dan evakuasi para awak dan penumpang Adam Air dengan penuh rasa simpati. Seperti harapan kita untuk memperoleh simpati dari orang lain bila kita menjadi salah satu penumpang pesawat naas yang kian hari kian dilupakan itu.
Penulis mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia, semua elemen bangsa untuk jangan melupakan para korban yang belum diketahui kabar beritanya itu. Mari bersama-sama mendoakan mereka seolah-olah mereka adalah ibu, ayah, suami, istri, kekasih, kaluarga, sahabat, idola dan semua hal yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam hidup kita.