Sabtu, 12 Januari 2013

Menghapus Kesan Pelajaran Galau

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru di Madrasah Tsanawiyah, Kota Bandung

Saat perkenalan dihari pertama mengajar di kelas, saya meminta para siswa untuk menyebutkan kata pertama yang terlintas di benak mereka tentang fisika. Jawaban mereka cukup klasik seperti sulit, seram, jenuh dan yang agak up to date yaitu galau. Sebenarnya pertanyaan retorika itu tidak perlu diucapkan pun saya sudah bisa menebak jawabannya. Namun sengaja saya lakukan untuk menyegarkan memori mereka tentang pandangannya terhadap fisika. Juga ingin meyakinkan siswa bahwa jawaban tersebut bisa dirubah menjadi fisika itu mudah, menyenangkan, menantang dan memotivasi.
Fisika dinilai sulit karena untuk mempelajarinya diperlukan keterampilan matematika. Bila matematikanya tidak jalan maka fisikanya bakalan “mogok.” Begitupun sebaliknya bila matematikanya lancar maka belajar fisika terasa seperti sedang belajar matematika yang diterapkan. Maka menguasai matematika merupakan kunci untuk menaklukkan fisika. Walaupun baru akan terasa ketika belajar fisika di SMA karena perhitungan matematisnya melibatkan kalkulus, trigonometri dan lainnya. Sehingga bagi siswa SMP/MTs prinsip ini belum sepenuhnya berlaku karena kegiatan berhitungnya masih menggunakan matematika dasar atau matematika yang pernah dipelajarinya di Sekolah Dasar (SD). Seperti operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Supaya matematika tidak menjadi kendala dalam belajar fisika ada baiknya para guru menghindari memberikan soal fisika yang melibatkan bilangan pecahan dan desimal. Karena soal jenis ini memerlukan teknik pemecahan yang sedikit lebih sulit dibandingkan bila menggunakan bilangan bulat. Berikutnya yang perlu diperhatikan adalah berikan contoh soal yang telah disusun secara hierarki dan beragam. Bertujuan supaya siswa memperoleh gambaran menyeluruh tentang bentuk soal dari yang paling sederhana hingga kompleks.
Pernyataan berikutnya tentang fisika adalah galau dan seram! Maksud galau dan seram di sini adalah fisika merupakan pelajaran yang paling sulit mencapai nilai di atas KKM atau mungkin karena memang gurunya dikenal pedit dan galak. Ketika belajar fisika biasanya saya memotivasi para siswa untuk jangan dipusingkan dengan nilai yang akan mereka peroleh di rapor. Karena penilaian tidak hanya ditentukan dari UTS dan UAS saja tetapi saya juga mempertimbangkan nilai dari ulangan harian, tugas terstruktur, penilaian aspek afektif dan keaktifan saat belajar di kelas, aspek psikomotor dan lainnya. Dengan memberikan peluang sebesar-besarnya untuk mencapai nilai di atas KKM, diharapkan bisa menghapus kesan galau dan seram pada pelajaran ini.
Kata jenuh mungkin kondisi yang dulu pernah kita alami saat belajar fisika di bangku sekolah. Kejenuhan belajar fisika bisa terjadi karena metode pembelajaran masih didominasi metode ceramah dan kegiatan latihan soal. Keseringan menerapkan metode klasikal inilah yang menjadi pangkal kejenuhan siswa dalam belajar fisika. Oleh sebab itu pembelajaran fisika harus dikembalikan ke pola alaminya. Fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena alam, maka hadirkanlah fenomena tersebut ketika pembelajaran di kelas. Diharapkan pembelajaran akan lebih menyenangkan dan mereka dapat menerapkan apa yang mereka pelajari dalam kehidupannya. Mentransformasi pengetahuannya menjadi life skill yang bermanfaat bagi kehidupannya.