Oleh : Farida
Zakaria
Staf pengajar di PAUD Amanda
Cibiru-Bandung
Artikel ini pernah dimuat di rubrik
Forum Guru
Harian umum Pikiran Rakyat, Senin 24
Desember 2012
Psikolog anak,
Seto Mulyadi menegaskan, sebaiknya pemerintah jangan memaksakan diri
melaksanakan kebijakan kurikulumbaru yang rencananya diberlakukan mulai tahun
depan. Tanpa pelatihan yang benar kepada guru, yang akan terjadi adalah
kebingungan di kalangan guru yang bakal berakibat buruk kepada anak (“R”, 22/12/12).
Membaca pendapat
Kak Seto dalam berita di Pikiran Rakyat
ini memang jika diperhatikan ada benarnya juga. Bagaimana kurikulum akan
menjadi katakanlah efektif bagi peserta didik jika para gurunya masih
kebingungan dengan kurikulum tersebut.
Kemudian dia,
jika hanya mengurangi mata pelajaran saja, pada dasarnya hal itu perlu
diapresiasi. Tetapi diharapkan dilakukan secara bertahap.
Menurut Seto
Mulyadi, yang paling penting menurutnya adalah pelatihan kepada guru juga harus
baik. Sebab sebaik apa pun kurikulum jika gurunya tidak baik, percuma.
Juga sebaliknya,
seburuk apa pun kurikulm itu, tapi kalau ada di tangan guru yang baik dan
professional akan baik juga. Dan pemerintah harus menyediakan dana khusus untuk
pelatihan guru-guru di lapangan. Jika memang belum siap diaplikasikan, jangan
memaksakan melaksanakannya tahun depan.
Salah satu hal
penting yang bisa dipetik dari pendapat psikolog anak Seto Mulyadi di atas
adalah siap tidaknya guru untuk menerapkan kurikulum baru tersebut.
Artinya, di sini
ada ketidaksiapan para guru di lapangan. Karena memang kurikulum ini rencanya
akan diterapkan mulai tahun depan. Dan solusina adalah dengan diadakannya
pelatihan-pelatihan bagi para guru.
Jika kurikulini
diterapkan misalnya tahun depan, kemudian sebagian guru-yang diprediksi
berdampak kepada anak-merasa bingung, maka pemerintah rasanya terlalu egois.
Mamaksa sesuatu
yang sangat penting bagi masa depan generasi mendatang, dengan cara membuat
para “pahlawan tanpa tanda jasa” ini menjadi gelagapan dibuatnya.
Perhatikan anak didik
Kurikulum dibuat
untuk meningkatkan mut daripada pendidikan itu sendiri. Agar kelak anak didik
menjadi berkualitas dengan cara dididik melalui kurikulum yang benar-benar
tepat dan sesuai.
Pemangku
kebijakan diharapkan bisa membuat kurikulum yang tidak membuat bingung guru.
Itu adalah harapan kita semua, khususnya para guru-guru yang memang memahami
betul bagaimana keadaan anak didiknya.
Kembali
kepadarasa cinta dan harapan kita semua terhadap kemajuan pendidikan Indonesia. Arif
rasanya jika kita mau jujur tentang bagaimana kurikulum baru itu.
Apa memangdi
dalamnya ada hal-hal yang belum siap untuk diaplikasikan. Di sinilah unsure
kejujuran dan sikap arif dibutuhkan. Karena jangan sampai-meminjam pendapat
Seto Mulyadi di atas-pemerintah dan pihak terkait dengan hal ini, memaksimalkan
kurikulum baru tersebut, jika masih ada kekurangan dan ketidaksiapan.
Tentu saja semua
pihak sangat mengapresiasi jika pemangku kebijakan bisa menyusun keurikum yang
tepat dan pas diberlakukan di Indonesia.
Dengan ekspektasi ke depannyapendidikan Indonesia menjadi lebih baik dan
maju lagi. Wallahu’alam.