Pengajar Fisika Ganesha Operation di Unit MTC Kota Bandung
Saat TST (Tutorial Service
Time) fisika, seorang siswa kelas 3IPA berkata,”bila terbiasa menghadapi soal
sulit maka kita akan terbiasa saat menghadapi soal UAS di sekolah.” Dengan santai saya jawab,”Stress donk!.” Karena
keterampilan menjawab soal bukan terletak pada kebiasaan menghadapi soal-soal
sulit tetapi bermula pada penguasaan permasalahan mendasar. Bila konsep
dasarnya dikuasai,
Albert Einstein, ilmuwan fisika paling bersinar abad 20 berkata,”Membiasakan
diri menyelesaikan permasalahan sederhana memberikan perspektif segar saat
menghadapi permasalahan kompleks.” Beliau memahami betul manfaat pembiasaan memecahkan
permasalahan dasar dan pengaruhnya pada kemampuan menyelesaikan permasalahan
kompleks.
Lalu siswa tersebut bertanya lagi,”Kalo tiap hari latihan soal gampang,
kapan kita move on-nya donk! Pa?” Saya
jelaskan,”Tingkat kesulitan soal bersifat dinamis dan subjektif. Maksudnya hari
ini kamu bisa berkata soal ini sulit. Tapi esoknya setelah melatih dan
menguasai konsep dasarnya kamu akan menghadapi soal yang sama dengan lebih
mudah. Artinya tingkat kesulitan soal bisa menurun. Tapi bagi teman kalian yang
malas latihan soal maka penguasaan konsep dasarnya akan tetap lemah dan ketika
menghadapi soal yang sama dia akan melihatnya sebagai soal sulit. Artinya dia
belum move on.”
Saya selalu mengingatkan siswa untuk mendahulukan latihan soal yang
mereka anggap mudah. Karena setelah berhasil menyelesaikannya, secara otomatis
akan menurunkan tingkat kesulitan soal-soal yang sebelumnya mereka anggap sulit.
Yang paling penting dari pola latihan soal seperti ini adalah memelihara
semangat belajar siswa. Dan ini merupakan karakter termahal yang dimiliki
seorang pembelajar. Dengan modal semangat mereka dapat enjoy belajar mandiri berjam-jam dan latihan puluhan soal tiap
harinya.
Inilah yang Thomas Alva Edison sebagai kunci kegeniusan. Menurut beliau
setiap orang genius tapi hanya sedikit sekali yang benar-benar mengusahakannya.
Karena bobot kegeniusan seseorang terletak pada kekontinuan usaha dan kerja
keras dalam belajar selebihnya niat atau cita-cita. Bila dipersentasekan satu
persennya niat, sembilan puluh sembilan sisanya ikhtiar.
Inilah yang pernah diingatkan Quality
Control Ganesha Operation Bapak
Haryono, belajar mandiri memberikan kontribusi terbesar dalam kesuksesan
belajar siswa. Namun layaknya belajar, siswa masih memerlukan pendampingan atau
bimbingan yang mengarahkan dia untuk belajar mandiri secara efektif dan
struktur.
Guna memudahkan latihan soal, penting bagi setiap siswa memiliki buku
kumpulan soal. Mereka bisa memperolehnya dengan mudah di toko buku terdekat.
Bagi siswa GO sebelumnya telah dibekali buku kumpulan soalnya sendiri. Sedikit
ilustrasi tentang ketebalannya, bila diberi sarung bantal maka kita akan sulit
membedakan dengan ganjal kepala yang dipakai buat tidur di rumah. Layaknya buku
latihan semakin tebal maka semakin kaya pula amunisi siswa dalam menaklukan
tantangannya.
UAS telah tiba, penghujung semester telah di depan
mata. Mari kita nyalakan api semangat belajar para siswa diwaktu tersisa.
Gambate!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana komentar anda tentang artikel ini