Guru MI At-Taufiq Kota Bandung
Dunia pendidikan kita sepertinya tidak pernah sepi dari
kontroversi. Tanggal 9 Mei 2012 seorang peserta didik di salah satu SMPN di
kota Cirebon, tewas setelah dihukum gurunya berkeliling lapangan sebanyak 15 kali.
Peristiwa ini dipicu karena kelalaian peserta didik tidak membawa pot bunga
pada mata pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup).
Menerapkan sanksi atau hukuman merupakan konsekuensi logis
dari penegakan aturan di mana pun termasuk di sekolah. Namun yang harus selalu
diperhatikan adalah penerapan hukum ini harus selalu dalam koridor pendidikan. Berdasarkan
pengalaman, para peserta didik tidak memiliki kendala saat mengikuti aturan
sekolah. Seperti membuang sampah pada
tempatnya, berperilaku tertib dan sebagainya. Namun ketika mereka keluar
gerbang sekolah, pola sikap yang diterapkan di sekolah tidak mereka terapkan di
lingkungan masyarakat. Hal ini karena bila di sekolah mereka selalu diawasi
oleh para guru. Sehingga mereka berperilaku disiplin bukan karena kesadaran
pribadi tetapi lebih karena takut dihukum oleh guru.
Oleh sebab itu penting
untuk membuat formula yang bisa menumbuhkan pemahaman dan inisiatif siswa
tentang penegakan aturan. Berilah mereka informasi tentang keuntungan dan
kerugian dari perilaku disiplin. Menceritakan kesuksesan ilmuwan-ilmuwan
terkenal yang diperoleh dengan penuh kedisiplinan dan kerja keras.
Prinsip tut wuri handayani bisa diterapkan untuk
menginspirasi siswa dalam menegakkan aturan. Di mana guru memberikan
keteladanan di hadapan peserta didiknya. Bukan sekedar lisan tapi juga
perbuatan.
Beri penghargaan bagi peserta didik yang disiplin. Para
peserta didik senang bila usahanya dihargai. Hal tersebut akan memacunya untuk
melakukannya yang lebih baik lagi. Juga akan memotivasi dan menginspirasi
teman-temannya untuk berperilaku sama.
Di sinilah penulis tersentuh untuk memberikan masukan atau saran.
Bahwasanya hukuman harus selalu dalam kategori wajar dan guru harus teliti
melihat kondisi anak. Apakah dalam keadaan sakit/ lemah anak tersebut. Agar
tidak terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Hukuman yang diberikan guru kepada siswa merupakan peringatan
untuk tidak melakukan kesalahan serupa dan jenis hukuman harus disesuaikan
dengan jenis kenakalan yang diperbuat siswa. Hukuman yang diberikan kepada
siswa adalah hukuman yang sifatnya mendidik bukan hukuman yang sifatnya
menakutkan. Hal ini karena hukuman yang mendidik dapat dirasakan baik bagi
siswa daripada suatu hukuman yang berat yang mungkin ke arah hukuman fisik
sehingga siswa justru akan semakin berontak dan akan melakukan lagi. Kenakalan
yang mungkin pernah ia buat atau malah kenakalan yang baru.
Aturan-aturan yang penting saat memberikan hukuman kepada
anak. Pertama jangan salah menghukum anak yang tidak bersalah karena mereka
tidak mengerti alasan mengapa mereka dihukum. Akibatnya mereka bisa menjadi
frustasi.
Kedua hukuman harus bersifat mendidik
Ketiga, informasikan terlebih dahulu akan adanya sanksi tertentu
bagi para pelaku seperti melaporkannya kepada orang tuanya.
Keempat, adakan evaluasi
atas sanksi yang telah diberikan. Apakah telah terjadi perubahan pada diri si
anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana komentar anda tentang artikel ini