Senin, 02 Desember 2013

UAS Vaganza! Gambate

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Pengajar Fisika Ganesha Operation di Unit MTC Kota Bandung
Saat TST (Tutorial Service Time) fisika, seorang siswa kelas 3IPA berkata,”bila terbiasa menghadapi soal sulit maka kita akan terbiasa saat menghadapi soal UAS di sekolah.” Dengan santai saya jawab,”Stress donk!.” Karena keterampilan menjawab soal bukan terletak pada kebiasaan menghadapi soal-soal sulit tetapi bermula pada penguasaan permasalahan mendasar. Bila konsep dasarnya dikuasai,

Albert Einstein, ilmuwan fisika paling bersinar abad 20 berkata,”Membiasakan diri menyelesaikan permasalahan sederhana memberikan perspektif segar saat menghadapi permasalahan kompleks.” Beliau memahami betul manfaat pembiasaan memecahkan permasalahan dasar dan pengaruhnya pada kemampuan menyelesaikan permasalahan kompleks.
Lalu siswa tersebut bertanya lagi,”Kalo tiap hari latihan soal gampang, kapan kita move on-nya donk! Pa?” Saya jelaskan,”Tingkat kesulitan soal bersifat dinamis dan subjektif. Maksudnya hari ini kamu bisa berkata soal ini sulit. Tapi esoknya setelah melatih dan menguasai konsep dasarnya kamu akan menghadapi soal yang sama dengan lebih mudah. Artinya tingkat kesulitan soal bisa menurun. Tapi bagi teman kalian yang malas latihan soal maka penguasaan konsep dasarnya akan tetap lemah dan ketika menghadapi soal yang sama dia akan melihatnya sebagai soal sulit. Artinya dia belum move on.”
Saya selalu mengingatkan siswa untuk mendahulukan latihan soal yang mereka anggap mudah. Karena setelah berhasil menyelesaikannya, secara otomatis akan menurunkan tingkat kesulitan soal-soal yang sebelumnya mereka anggap sulit. Yang paling penting dari pola latihan soal seperti ini adalah memelihara semangat belajar siswa. Dan ini merupakan karakter termahal yang dimiliki seorang pembelajar. Dengan modal semangat mereka dapat enjoy belajar mandiri berjam-jam dan latihan puluhan soal tiap harinya.
Inilah yang Thomas Alva Edison sebagai kunci kegeniusan. Menurut beliau setiap orang genius tapi hanya sedikit sekali yang benar-benar mengusahakannya. Karena bobot kegeniusan seseorang terletak pada kekontinuan usaha dan kerja keras dalam belajar selebihnya niat atau cita-cita. Bila dipersentasekan satu persennya niat, sembilan puluh sembilan sisanya ikhtiar.
Inilah yang pernah diingatkan Quality Control Ganesha Operation Bapak Haryono, belajar mandiri memberikan kontribusi terbesar dalam kesuksesan belajar siswa. Namun layaknya belajar, siswa masih memerlukan pendampingan atau bimbingan yang mengarahkan dia untuk belajar mandiri secara efektif dan struktur.
Guna memudahkan latihan soal, penting bagi setiap siswa memiliki buku kumpulan soal. Mereka bisa memperolehnya dengan mudah di toko buku terdekat. Bagi siswa GO sebelumnya telah dibekali buku kumpulan soalnya sendiri. Sedikit ilustrasi tentang ketebalannya, bila diberi sarung bantal maka kita akan sulit membedakan dengan ganjal kepala yang dipakai buat tidur di rumah. Layaknya buku latihan semakin tebal maka semakin kaya pula amunisi siswa dalam menaklukan tantangannya.
UAS telah tiba, penghujung semester telah di depan mata. Mari kita nyalakan api semangat belajar para siswa diwaktu tersisa.
Gambate!