Guru MI Al Huda, Kota Bandung
Artikel ini pernah dimuat di rubrik Forum Guru
Kamis 16 Agustus 2012
Agustus adalah bulan perjuangan bagi bangsa Indonesia,
melawan penjajahan untuk kemerdekaan. Peringatan atas jasa pahlawan pun digelar
sebagai bentuk penghormatan bagi para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan
raganya demi tanah air tercinta.
Peristiwa sejarah ini seharusnya menjadi renungan mendalam bagi kita
sebagai generasi bangsa yang saat ini sedang menikmati jerih payah pengorbanan
mareka. Apa nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa yang bisa kita tiru?
Bagaimana kita dapat menimba teladan hidup dari mereka?
Ibarat mercusuar di tepi laut, yang menjadi pedoman bagi semua
nelayan, para pahlawan itu adalah penunjuk arah yang jelas bagi kehidupan kita,
sekarang dan masa depan yang penuh tantangan dan harapan. Banyak nilai yang
dapat kita ambil dari peristiwa menjelang detik-detik kemerdekaan Republik Indonesia.
Pertama, cita-cita yang jelas yaitu kemerdekaan bangsa. Ini adalah
cita-cita besar. Cita-cita membuat kita bangun lebih pagi, tahan lebih lama
bbekerja, dan bersikap menghadapi segala resiko. Kita pun diingatkan oleh
ungkapan Elbert Hubbart, seorang penulis dan motivator dunia,”Kebanyakan orang
gagal dalam hidup ini, bukan karena kurangnya kemampuan, lemahnya otak, bukan
pula karena kurang keberanian tetapi karena mereka tidak pernah mengarahkan
energinya pada cita-cita di masa depan.
Jika anak-anak ditanya,”apa cita-citamu jika sdah besar?Tidak ada
yang menjawab ingin jadi pahlawan, karena pahlawan bukan pekerjaan. Pahlawan
adalah sebuah panggilan. Bila kita mengerjakan pekerjaan bagaikan suatu
panggilan, dengan sepenuh hati, dengan rasa cinta, maka kita telah menjadi
pahlawan di lingkungan kita.
Kedua, warisan semangat pantang menyerah. Jika kita memiliki
semangat pantang menyerah, tidak mungkin seorang pahlawan bisa berrtahan dari
segala ancaman, tekanan, siksaan, dan segala cobaan hidup. Pribadi pantang
menyerah merupakankonstruksi kepribadianyang merefleksikan sebuah orientasi
yang lebih optimis terhadap nilai-nilai yang memperlemah diri. Orang yang
memiliki mental pantang menyerah memiliki keberanian berkonfrontasi terhadap
perubahan atau perbedaan dan menarik hikmah dari keadaan tersebut.
Ketiga, semangat keberanian. Bung Karno dan kawan-kawannya pasti
bukan orang-orang pengecut. Beberapakali dibuang oleh kolonial Belanda, tetapi
beliau dan kawan-kawannya tidak pernah putus asa, dan tidak mau menempuh jalan
aman dan penakut. Mereka dengan sadar memilih jalan sulit dan berbahaya. Mereka
memilih menempuh jalan yang jarang dilalui karena mereka adalah para pemberani.
Keempat, semangat rela berkorban. Tidak ada yang gratis di bawah
matahari. Demikian semboyan orang-orang bisnis. Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia
tentulah tidak gratis. Kemerdekaan mutlak menuntut pengorbanan. Dengan bekal
cita-cita, keberanian, semangat pantang menyerah, dan kemauan untuk berkorban
di abad 21, kita wajib merenungkan untaian kata berikut:”Tiada pengorbanan yang
sia-sia, tiada rintangan yang tak dapat diatasi. Walaupun sedikit dari
pelayanan ini, akan membebaskan kita dari cengkeraman penderitaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana komentar anda tentang artikel ini