Pengajar Fisika di Lembaga Bimbingan Belajar
Ganesha Operation Unit MTC Kota Bandung
Saat
perkenalan dihari pertama mengajar di kelas, saya meminta para siswa untuk
menyebutkan kata pertama yang terlintas di benak mereka tentang fisika. Jawaban
mereka cukup klasik seperti sulit, seram, jenuh dan yang agak up to date yaitu galau. Sebenarnya
pertanyaan retorika itu tidak perlu diucapkan pun saya sudah bisa menebak
jawabannya. Namun sengaja saya lakukan untuk menyegarkan memori mereka tentang
pandangannya terhadap fisika. Juga ingin meyakinkan siswa bahwa jawaban
tersebut bisa dirubah menjadi fisika itu mudah, menyenangkan, menantang dan
memotivasi.
Fisika
dinilai sulit karena untuk mempelajarinya diperlukan keterampilan matematika. Bila
matematikanya tidak jalan maka fisikanya bakalan “mogok.” Begitupun sebaliknya
bila matematikanya lancar maka belajar fisika terasa seperti sedang belajar
matematika yang diterapkan. Maka menguasai matematika merupakan kunci untuk
menaklukkan fisika. Walaupun baru akan terasa ketika belajar fisika di SMA
karena perhitungan matematisnya melibatkan kalkulus, trigonometri dan lainnya.
Sehingga bagi siswa SMP/MTs prinsip ini belum sepenuhnya berlaku karena kegiatan
berhitungnya masih menggunakan matematika dasar atau matematika yang pernah
dipelajarinya di Sekolah Dasar (SD). Seperti operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
Supaya
matematika tidak menjadi kendala dalam belajar fisika ada baiknya para guru
menghindari memberikan soal fisika yang melibatkan bilangan pecahan dan desimal.
Karena soal jenis ini memerlukan teknik pemecahan yang sedikit lebih sulit
dibandingkan bila menggunakan bilangan bulat. Berikutnya yang perlu
diperhatikan adalah berikan contoh soal yang telah disusun secara hierarki dan
beragam. Bertujuan supaya siswa memperoleh gambaran menyeluruh tentang bentuk
soal dari yang paling sederhana hingga kompleks.
Pernyataan
berikutnya tentang fisika adalah galau dan seram! Maksud galau dan seram di
sini adalah fisika merupakan pelajaran yang paling sulit mencapai nilai di atas
KKM atau mungkin karena memang gurunya dikenal pedit dan galak. Ketika belajar
fisika biasanya saya memotivasi para siswa untuk jangan dipusingkan dengan
nilai yang akan mereka peroleh di rapor. Karena penilaian tidak hanya
ditentukan dari UTS dan UAS saja tetapi saya juga mempertimbangkan nilai dari
ulangan harian, tugas terstruktur, penilaian aspek afektif dan keaktifan saat
belajar di kelas, aspek psikomotor dan lainnya. Dengan memberikan peluang
sebesar-besarnya untuk mencapai nilai di atas KKM, diharapkan bisa menghapus
kesan galau dan seram pada pelajaran ini.
Kata
jenuh mungkin kondisi yang dulu pernah kita alami saat belajar fisika di bangku
sekolah. Kejenuhan belajar fisika bisa terjadi karena metode pembelajaran masih
didominasi metode ceramah dan kegiatan latihan soal. Keseringan menerapkan
metode klasikal inilah yang menjadi pangkal kejenuhan siswa dalam belajar
fisika. Oleh sebab itu pembelajaran fisika harus dikembalikan ke pola alaminya.
Fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena alam, maka hadirkanlah
fenomena tersebut ketika pembelajaran di kelas. Diharapkan pembelajaran akan
lebih menyenangkan dan mereka dapat menerapkan apa yang mereka pelajari dalam
kehidupannya. Mentransformasi pengetahuannya menjadi life skill yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana komentar anda tentang artikel ini