Rabu, 29 Agustus 2012

Menggali Warisan Para Pahlawan

Oleh : Murni Sucianti
          Guru MI Al Huda, Kota Bandung
          Artikel ini pernah dimuat di rubrik Forum Guru
          Kamis 16 Agustus 2012

Agustus adalah bulan perjuangan bagi bangsa Indonesia, melawan penjajahan untuk kemerdekaan. Peringatan atas jasa pahlawan pun digelar sebagai bentuk penghormatan bagi para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi tanah air tercinta.
Peristiwa sejarah ini seharusnya menjadi renungan mendalam bagi kita sebagai generasi bangsa yang saat ini sedang menikmati jerih payah pengorbanan mareka. Apa nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa yang bisa kita tiru? Bagaimana kita dapat menimba teladan hidup dari mereka?
Ibarat mercusuar di tepi laut, yang menjadi pedoman bagi semua nelayan, para pahlawan itu adalah penunjuk arah yang jelas bagi kehidupan kita, sekarang dan masa depan yang penuh tantangan dan harapan. Banyak nilai yang dapat kita ambil dari peristiwa menjelang detik-detik kemerdekaan Republik Indonesia.
Pertama, cita-cita yang jelas yaitu kemerdekaan bangsa. Ini adalah cita-cita besar. Cita-cita membuat kita bangun lebih pagi, tahan lebih lama bbekerja, dan bersikap menghadapi segala resiko. Kita pun diingatkan oleh ungkapan Elbert Hubbart, seorang penulis dan motivator dunia,”Kebanyakan orang gagal dalam hidup ini, bukan karena kurangnya kemampuan, lemahnya otak, bukan pula karena kurang keberanian tetapi karena mereka tidak pernah mengarahkan energinya pada cita-cita di masa depan.
Jika anak-anak ditanya,”apa cita-citamu jika sdah besar?Tidak ada yang menjawab ingin jadi pahlawan, karena pahlawan bukan pekerjaan. Pahlawan adalah sebuah panggilan. Bila kita mengerjakan pekerjaan bagaikan suatu panggilan, dengan sepenuh hati, dengan rasa cinta, maka kita telah menjadi pahlawan di lingkungan kita.
Kedua, warisan semangat pantang menyerah. Jika kita memiliki semangat pantang menyerah, tidak mungkin seorang pahlawan bisa berrtahan dari segala ancaman, tekanan, siksaan, dan segala cobaan hidup. Pribadi pantang menyerah merupakankonstruksi kepribadianyang merefleksikan sebuah orientasi yang lebih optimis terhadap nilai-nilai yang memperlemah diri. Orang yang memiliki mental pantang menyerah memiliki keberanian berkonfrontasi terhadap perubahan atau perbedaan dan menarik hikmah dari keadaan tersebut.
Ketiga, semangat keberanian. Bung Karno dan kawan-kawannya pasti bukan orang-orang pengecut. Beberapakali dibuang oleh kolonial Belanda, tetapi beliau dan kawan-kawannya tidak pernah putus asa, dan tidak mau menempuh jalan aman dan penakut. Mereka dengan sadar memilih jalan sulit dan berbahaya. Mereka memilih menempuh jalan yang jarang dilalui karena mereka adalah para pemberani.
Keempat, semangat rela berkorban. Tidak ada yang gratis di bawah matahari. Demikian semboyan orang-orang bisnis. Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia tentulah tidak gratis. Kemerdekaan mutlak menuntut pengorbanan. Dengan bekal cita-cita, keberanian, semangat pantang menyerah, dan kemauan untuk berkorban di abad 21, kita wajib merenungkan untaian kata berikut:”Tiada pengorbanan yang sia-sia, tiada rintangan yang tak dapat diatasi. Walaupun sedikit dari pelayanan ini, akan membebaskan kita dari cengkeraman penderitaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda tentang artikel ini