Di
awal tahun 2007 kita dikejutkan oleh peristiwa hilangnya pesawat komersial Adam
Air. Musibah yang kecil kemungkinan bisa terjadi diera kemajuan teknologi
bidang penerbangan saat ini. Peralatan komunikasi dan navigasi modern merupakan
komponen standar yang dimiliki oleh pesawat sekelas Boeing 747. Pemeriksaan
rutin pada mesin pesawat sebelum dinyatakan bahwa pesawat layak terbang
memperkecil kemungkinan pesawat mengalami peristiwa yang tidak diinginkan.
Peristiwa hilangnya pesawat Adam Air murni musibah.
Ratusan
personel yang terdiri dari aparat TNI
dan tim SAR diturunkan untuk menyisir daerah-daerah yang diduga terakhir kali
pesawat Adam Air kehilangan komunikasi. Berbagai peralatan canggih dikerahkan
bahkan kapal perang Amerika pun ikut terlibat dalam pencarian kapal naas
tersebut. Menurut hemat saya upaya pencarian yang digelar secara besar-besaran
hingga melibatkan pihak asing tidaklah berlebihan. Karena peristiwa hilangnya
pesawat Adam Air adalah kejadian luar biasa karena menyangkut ratusan nyawa
yang hingga saat ini belum diketahui kepastian rimbanya. Peristiwa ini ternyata
sanggup menyedot keprihatinan menembus batas wawasan nusantara kita.
Namun
hingga hari ini bukti bahwa pemerintah telah berhasil menemukan posisi hilangnya
pesawat Adam Air hanya berupa serpihan-serpihan kecil badan pesawat yang
jumlahnya pun bisa dihitung dengan jari. Yang lebih mengherankan saat posisi kotak
hitam konon telah ditemukan ternyata pemerintah malah mengakhiri upaya
pencarian yang dilakukan oleh tim SAR. Bukannya berkonsentrasi pada operasi
pencarian puing-puing pesawat yang kemungkinan masih terapung. Hal ini tidak
bisa dimengerti bila Bakrie saja bisa kaya mendadak karena menjadi orang pertama
yang menemukan sepotong puing yang diyakini bagian dari pesawat Adam Air yang
dinyatakan hilang. Apakah puing-puing pesawat lainnya tidak penting lagi untuk
dievakuasi.
Maka
tidaklah mengherankan bila muncul pertanyaan benarkan posisi kuburan pesawat
Adam Air telah ditemukan ?. Pertanyaan ini akan lebih mengherankan lagi untuk
di telusuri bila kita mau menjawab dengan JUJUR pertanyaan di bawah ini.
- Kenapa serpihan pesawat yang ditemukan sangat sedikit, sedangkan secara logika pesawat sebesar boeing 747 bila menghantam permukaan laut bisa dibayangkan sebanyak apa serpihan yang berserakan di permukaannya ?
- Kenapa peristiwa penemuan pertama serpihan yang diduga milik Adam Air adalah bagian ekor pesawatnya, bukan bagian yang lain ?. Apakah dengan penemuan ini supaya menjadi bukti dalam menjelaskan mengapa pesawat Adam Air secara tiba-tiba kehilangan kontak komunikasi ?
- Kenapa pencarian dialihkan ke daerah yang jauh menyimpang dari rute yang dilalui pesawat Adam Air ?
- Kenapa setiap serpihan yang ditemukan selalu tercantum nomor registrasi pesawat ? Apakah setiap serpihan yang tidak teregristrasi tenggelam ke dasar laut dan yang bernomor registrasi harus mengapung ke permukaan untuk dapat ditemukan oleh tim SAR dan penduduk sekitar ?
- Kotak hitam pesawat dapat memancarkan sinyal yang dapat bertahan hingga 30 hari. Sedangkan hingga sekarang kotak hitam tersebut belum pernah mendapat kepastian kapan akan di angkat untuk menghirup udara bebas. Pertanyaan yang timbul bagaimana mungkin kotak hitam tersebut bisa dievakuasi, sedangkan arus laut di kedalaman 2000 meter dapat dengan mudah mengubah posisi kotak hitam tersebut sewaktu-waktu, sedangkan baterai yang dapat memberitahu posisi kotak hitam tersebut sudah soak ?
- Kenapa seolah – olah pemerintah lebih mementingkan untuk segera mengevakuasi kotak hitam bukannya mencari sisa-sisa jasad atau serpihan-serpihan pesawat yang masih memungkinkan untuk ditemukan ?. Apakah hal-hal tersebut sudah tidak penting lagi untuk dievakuasi ?
- Bila benar serpihan-serpihan badan pesawat Adam Air telah ditemukan terbenam di kedalam 2000 meter. Apa yang menjadi dasar bahwa serpihan-serpihan itu milik pesawat Adam Air ?. Dan mengapa serpihan tersebut hanya tersebar seluas 2 X lapangan sepak bola ?. sedangkan ukuran pesawatnya sendiri memiliki panjang hampir 1 x lapangan sepak bola ?. Bila mempertimbangkan cuaca buruk yang sering melanda kawasan jatuhnya pesawat, tentu sebaran serpihan-serpihan bangkai pesawat Adam Air memungkinkan akan lebih luas dari yang pernah diinformasikan ?.
Pertanyaan
di atas adalah pertanyaan wajar dari seorang warga Negara yang begitu prihatin
dengan peristiwa hilangnya pesawat komersial yang diawaki ratusan penumpangnya
tersebut. Kejadian yang tidak ada seorang pun ingin mengalaminya. Oleh sebab
itu munculah harapan bahwa musibah seperti ini tidak terulang kembali di masa
depan. Walaupun harga tiket pesawat sedang diadakan diskon besar-besaran bukan
berarti harga keselamatan yang menyangkut nyawa penumpangnya pun dianggap
murah.
Sebagai
wong cilik yang awam dalam masalah perpolitikan dan kerakusan penguasa. Bukan
berarti mati hati nuraninya. Rakyat Indonesia
bukanlah patung pajangan yang tidak bisa meneteskan air mata ketika melihat
saudara sebangsanya hilang begitu saja dalam sebuah pesawat. Bangsa ini
bukanlah pemirsa yang sedang menghibur diri dengan menonton aksi heroik dalam
misi penyelamatan pesawat dalam layar bioskop yang berakhir happy end. Tetapi
kami adalah anak-anak bangsa yang terluka karena ketidak jujuran yang sedang kami
saksikan. Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga. Kejujuran merupakan hal mutlak
dalam segala tindakan yang mengatasnamakan kepentingan rakyat kecil. Jangan
jadikan peristiwa bencana sebagai upaya untuk meningkatkan kepamoran dan
superioritas di mata bawahannya. Cari, temukan dan evakuasi para awak dan
penumpang Adam Air dengan penuh rasa simpati. Seperti harapan kita untuk
memperoleh simpati dari orang lain bila kita menjadi salah satu penumpang
pesawat naas yang kian hari kian dilupakan itu.
Penulis mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia, semua elemen bangsa untuk jangan melupakan para
korban yang belum diketahui kabar beritanya itu. Mari bersama-sama mendoakan
mereka seolah-olah mereka adalah ibu, ayah, suami, istri, kekasih, kaluarga,
sahabat, idola dan semua hal yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana komentar anda tentang artikel ini