Guru MI At-Taufiq di Yayasan Pendidikan Al-Hikmah, Kota Bandung
Akhir-akhir
ini, Negara-negara di dunia sedang diramaikan oleh isu global warming. Bagi Indonesia
isu ini telah masuk ke halaman rumahnya dalam bentuk banjir, tanah longsor,
gelombang pasang air laut, angin puting beliung, kebakaran hutan dan sejumlah
efek lainnya yang berpengaruh langsung terhadap perekonomian dan sosial.
Menurut
catatan fosil yang dipelajari para palaentolog manusia pernah hidup sejaman
dengan “monster-monster” prasejarah. Ukuran dan bobot tubuh “monster” ini sungguh
luar biasa. Para pelopor suku Aborigin,manusia pertama
yang menginjakan kakinya di benua Australia
harus berhadapan langsung dengan kadal terbesar dan paling mematikan yang
pernah hidup di permukaan bumi. Panjang tubuhnya mencapai 5,5 meter, dilengkapi
dengan senjata yang berupa gigi-gigi tajam berlumur liur mengandung bakteri
mematikan. Dengan satu kali gigitan pada tubuh korbannya sudah cukup untuk
membunuh diprotodon, binatang berkantung yang berbobot 2 ton
Orang-orang Clovis di
Amerika Utara pun sempat berhadapan dengan mamalia terbesar dan terbuas yang
pernah berburu di daratan. Short-face bear adalah pemangsa puncak di benua ini.
Saat berdiri, tinggi tubuhnya bisa mencapai 3 meter.
Pada
abad 13 Masehi di Selandia baru, suku Maori harus berhadapan langsung dengan
pemangsa udara paling mematikan sepanjang masa. Dengan bobot tubuh 15 kilogram
dan rentang sayap hingga 3 meter, menobatkan Haast Eagle sebagai elang terbesar
dan pemangsa puncak di surga para burung ini. Suku Maori menceritakan tentang
teror perburuan manusia yang dilakukan Haast Eagle, korban hasil buruannya
dibawa sebagai santapan anak-anaknya.
Kemampuan
fisik manusia kalah telak saat berhadapan dengan cakar dan gigi taring
“monster” prasejarah tersebut. Tetapi dengan kemampuan akalnya, manusia
prasejarah menjelma menjadi predator di dunia “monster.”
“Monster”
tak berbudaya itu kalah oleh beraneka macam peralatan yang digunakan manusia.
Namun hanya satu alasan penyebab kepunahan mereka semua, persaingan makanan. Uraian
ini menjelaskan pergulatan manusia dengan binatang-binatang raksasa dan
pelajaran yang bisa dipetik bagi generasi sekarang dan masa depan.
Api Menaklukan Monster Australia
Menurut
teori evolusi, pada 3 juta tahun yang lalu manusia kera muncul untuk pertama
kali di Afrika. Namun menurut catatan fosil, Ilmuwan menyimpulkan bahwa manusia
modern baru muncul di Afrika pada 100 ribu tahun yang lalu. Sekitar 6 ribu
tahun yang lalu, manusia memiliki peradaban tinggi. Sehingga sebelum tahun 4
ribu sebelum masehi (4 ribu SM) mereka disebut manusia prasejarah, manusia yang
belum mengenal tulisan
Pada
65 ribu tahun yang lalu, untuk pertama kalinya manusia menginjakan kakinya di
benua Australia
bagian utara. Para ilmuwan menggambarkan kondisi Alam Australia
sebagai belantara luas yang rusak oleh kekeringan panjang dan tandus oleh
seringnnya terjadi kebakaran.
Mereka
meyakini, selama 2 juta tahun, Australia
merupakan daratan kering yang sering dilanda badai berlistrik. Badai ini mengakibatkan
terbakarnya tanam-tanaman kering. Diperkirakan kebakaran bisa merambah hingga
radius ratusan kilometer dan berlangsung hingga berminggu-minggu. Diperkirakan
kebakaran ini muncul setiap 30-40 tahun sekali.
Bangsa
Aborigin harus menghadapi kondisi alam yang keras dan tidak pernah ditemui di
daerah asalnya. Para Ilmuwan memperkirakani mereka berasal dari Timor.
Dan suku Aborigin menceritakan kisah nenek moyang mereka yang datang dari laut.
Selain
harus berhadapan dengan kondisi alam yang tidak bersahabat, suku Aborigin harus
berhadapan langsung dengan pemangsa puncak di seantero benua Australia.
Megalania adalah kadal terbesar yang pernah hidup di bumi. Menurut teori
evolusi, ia adalah kadal terakhir yang memiliki hubungan kekerabatan yang
paling dekat dengan dinosaurus. Kadal yang memiliki panjang 5,5 meter dari
kepala hingga ke ekor. Dilengkapi dengan senjata berupa gigi-gigi tajam yang
basah oleh liur yang mengandung bakteri mematikan.
Seperti
komodo, megalania berburu dengan menggigit tubuh mangsanya. Bagian tubuh yang
terkena gigitannya akan mengalami infeksi hebat, dikarenakan bakteri-bakteri
beracun yang berhasil masuk ke tubuh korbannya. Cukup dengan sekali gigitan, diprotodon,
binatang berkantung seberat 2 ton sekalipun tidak akan luput dari kematiannya. Walaupun
korban yang telah digigitnya dapat hidup berjam-jam bahkan sampai berhari-hari,
megalania dapat mendeteksi korbannya yang sedang sekarat itu dengan lidah
bercabangnya yang sensitif. Sehingga bersembunyi di manapun, megalania dapat
menemukan korbannya hingga radius 15 kilometer.
Megalania
sanggup memangsa Diprotodon, marsupial terbesar yang pernah hidup di bumi. Bobot
tubuh diprotodon jantan bisa mencapai 2 ton sedangkan Diprotodon betina
memiliki bobot setengahnya. Ia hidup di hutan-hutan lebat, hutan terbuka dan
semak-semak yang memiliki akses yang dekat dengan sumber air. Diperkirakan ia
lebih memilih memakan tunas atau daun muda pohon tertentu daripada rerumputan
dan semak-semak yang rendah zat gizinya.
Fosil
diprotodon ditemukan di seluruh daratan Australia.
Sering ditemukan kerangka diprotodon betina beserta bayi yang masih digendong
di dalam kantong induknya. Kantung diprotodon terletak di belakang tubuhnya,
tidak seperti kantong kangguru yang terletak di depan.
Dari
fosil yang pernah ditemukan, diperkirakan diprotodon memiliki panjang hingga 3
meter dari hidung sampai ekor. Saat berdiri, tinggi bahunya lebih dari 1,7
meter. Ia tidak memiliki alat pertahanan diri dari pemangsanya, megalania.
Gerakan diprotodon yang lambat membuatnya menjadi mangsa yang mudah untuk
disergap.
Kulit
Diprotodon tidak tebal seperti badak. Untuk menghangatkan tubuhnya dari suhu
jaman es yang dingin, Tubuh Diprotodon diselimuti oleh bulu yang lebat.
Kulitnya yang tidak tebal memudahkan megalania untuk menghujamkan gigi-gigi
tajamnya dan menyebarkan bakteri beracun pada bagian tubuh diprotodon yang berhasil
dikoyaknya.
Oleh
sebab itu megalania dijuluki “kadal pengoyak raksasa.” Menurut para ilmuwan
bentuk anatomi megalania mirip komodo, tetapi badannya lebih tegap dan ekor
yang pendek. Ia memiliki cakar yang sangat besar pada kakinya. Binatang yang
bernama latin Megalania Prisca ini diperkirakan memiliki bobot hingga 320 kg.
Bobot
tubuhnya yang besar dan bentuk ekor yang pendek menyulitkannya untuk berburu
dengan cara mengejar mangsanya. Para ahli memperkirakan
megalania adalah pemangsa yang berburu dengan cara menyergap. Mangsa yang
berhasil digigitnya akan mati secara perlahan karena infeksi pada luka bekas
gigitannya.
Selain
memangsa marsupial terbesar didunia, megalania diperkirakan memangsa
telur-telur Genyornis, sejenis burung raksasa yang pernah hidup di Australia.
Tinggi Genyornis mencapai 2 meter, dilengkapi dengan sepasang sayap yang
terlalu kecil untuk membuatnya bisa terbang. Dari bentuk paruhnya, para ilmuwan
memperkirakan ia adalah perpaduan dari karnivora yang memburu mangsanya dan
pemakan bangkai.
Dari
fosil yang ditemukan, mereka punah sesaat setelah manusia pertama menginjakan
kakinya di Australia.
Megalania
pertama kali muncul pada 1,6 juta tahun lalu, pada kala pleistocen. Jenis kadal
monitor terbesar ini punah pada 40 ribu tahun yang lalu.
Terdapat perdebatan sengit tentang kepunahan
megalania. Ilmuwan berpendapat bahwa jaman es yang sedang berlangsung, membunuh
hewan-hewan kunci yang menjadi mangsa Megalania. Pendapat ini segera dibantah,
dengan alasan bahwa jaman es telah berlangsung ratusan ribu tahun sebelumnya,
mengapa binatang-binatang kunci tersebut tidak punah jauh hari sebelumnya.
Selain itu para ilmuwan memperoleh bukti dari catatan geologis bahwa hanya sebagian
kecil saja dari wilayah benua Australia
yang tertutup es. Sehingga memungkinkan hewan-hewan kunci yang menjadi mangsa
Megalania dapat tetap bertahan.
Yang
lebih menarik adalah pendapat yang menyatakan kepunahan megalania terjadi
karena diburunya hewan-hewan kunci oleh manusia. Hewan kunci yang diperkirakan
adalah diprotodon dan genyornis. Namun pendapat ini segera disanggah dengan
alasan catatan fosil yang telah ditemukan, tidak menunjukan bukti yang
signifikan bahwa manusia pernah memburu diprotodon dan genyornis secara
intensif.
Pendapat
ketiga yang dianggap paling masuk akal dan didukung bukti dari catatan
geologis. Terbukti semenjak kedatangan manusia di benua Australia,
kebakaran hutan lebih sering terjadi. Diperkirakan kebakaran ini sengaja
dilakukan oleh manusia, untuk dimanfaatkan sebagai lahan bercocok tanam dan
menggembalakan ternak. Sehingga, hutan tempat hidup Diprotodon dan Genyornis menjadi
rusak dan diduga kuat sebagai penyebab menurunnya populasi kedua binatang ini
secara signifikan.
Hal
ini didukung pula dengan ditemukannya
beberapa fosil diprotodon di danau Callabonna,
Australia. Pada perut
mereka ditemukan tanaman salt bush, tanaman yang memiliki sedikit zat gizi.
Diperkirakan Diproton malang ini
mengalami kelaparan dan terpaksa mengkonsumsi salt bush. Lingkungan yang rusak
mengancam polulasi diprotodon dan berakibat langsung pada populasi pemangsanya,
Megalania.
Clovis Versus Taring Mammoth
Terdapat
bukti kuat yang mengindikasikan bahwa manusia pernah membantai habis
“monster”daratan Amerika Utara di kala pleistocen. 13 ribu tahun yang lalu,
Amerika Utara telah menjadi arena pergulatan antara taring-taring mammoth
dengan manusia yang bersenjatakan clovis.
Saat
jaman es akan berakhir, manusia untuk pertama kali menginjakan kakinya di
Amerika Utara. Mereka adalah keturunan pemburu Siberia
yang menyeberang ke Amerika Utara melalui Bering Gate. Saat itu, air laut di
Bering Gate membeku membentuk pegunungan es yang menghubungkan benua Asia
dan Amerika Utara. Akibatnya permukaan air laut pada saat itu turun hingga 70 meter
lebih rendah dari masa kini.
Dari
hasil penelitian fosil kerangka manusia yang ditemukan oleh para pekerja
bangunan di puncak bukit Montana
pada tahun 1968, menunjukan kerangka yang ditemukan adalah seorang anak kecil
yang telah terkubur selama 13 ribu tahun. Ia diyakini salah satu pelopor yang
menginjakan kakinya di Amerika Utara.
Kerangka
tersebut diselimuti oleh Orche merah sebagai simbol untuk bumi yang biasa digunakan
pada upacara kelahiran dan kematian. Ditemukan pula beberapa keping Clovis,
ujung tombak yang biasa gunakan untuk berburu. Sejak saat itu manusia pertama
yang menginjakan kakinya di Amerika utara dinamakan orang-orang Clovis.
Clovis
pertama kali ditemukan di New Mexico
pada tahun 1932. Ujung tombak ini terbuat dari batu semi mulia seperti chertz,
kristal kuarsa, jasper dan obsididan. Senjata ini kuat dan akurat untuk
berburu. Dirancang khusus untuk memaksimalkan penetrasi pada tubuh binatang
buruan.
Senjata
ini telah ditemukan di seluruh Amerika Utara. Terdapat inidikasi kuat, clovis
digunakan manusia untuk berburu mammoth secara intensif . Salah satu fosil
mammoth yang ditemukan di Arizona,Amerika Serikat(AS), memperlihatkan 8 buah
clovis tertancap dalam tengkorak mammoth dewasa. Setiap senjata menimbulkan
luka yang mematikan.
Fosil
mammoth ditemukan tersebar di seluruh Amerika Utara. Pada fosil mamalia ini, sering
ditemukan bekas luka akibat clovis.
Dengan bobot mencapai 8 ton dan tinggi pundaknya hingga 14 kaki, menjadikan
mammoth sebagai mamalia terbesar yang pernah berjalan di Amerika Utara pada
kala pleistocen.
Mammoth
merupakan famili dari Elephantidae. Menurut teori evolusi ia memiliki hubungan
kekerabatan yang paling dekat dengan gajah Afrika(Loxodonta Africana dan
Loxodonta cyclotis) dan gajah Asia(Elephas maximus).
Para
ilmuwan memperkirakan Elephantidae muncul di Afrika utara sekitar 3,5 juta tahun
yang lalu. Kemudian mereka bermigrasi ke Eropa, Asia dan
terakhir ke Amerika Utara.
Di
sini pun hidup mastodon, sejenis mammoth yang memiliki tubuh lebih pendek
tetapi ukuran gading paling besar dan panjang. Bentuknya melengkung hingga ke
atas. Sehingga bobot keseluruhannya lebih besar dari jenis mammoth yang lain.
Namun
“monster”ini termasuk binatang herbivora. Ia memperoleh makanan dari sejenis
rumput yang tumbuh di padang-padang stepa yang dingin dan kering, di Amerika
Utara. Binatang pemangsa yang diperkirakan dapat membunuh raksasa berbulu ini
adalah Saber-tooted cats (macan gigi pedang). Ia terkenal karena dua buah
taring yang panjangnya mencapai 7 inci. Taring ini dirancang khusus untuk
menusuk dan merobek organ dalam mangsanya.
Panjang
tubuhnya 1,2 meter dengan bobot dua kali lebih besar dari singa dewasa jaman
sekarang. Kakinya pendek dan berukuran besar, cocok untuk menopang bobot
tubuhnya yang besar. Tetapi bentuk anatomi seperti ini tidak cocok sebagai
pemangsa yang mengejar buruannya. Diperkirakan ia termasuk pemangsa penyergap.
Hal ini diperkuat pula dengan ekornya yang pendek. Bagi pemangsa yang mengejar
mangsanya, ekor yang panjang bermanfaat untuk menyeimbangkan tubuhnya saat berlari
dengan kecepatan tinggi.
Macan
gigi pedang adalah pemburu yang kuat. Senjatanya adalah taring yang besar,
tetapi rahangnya tidak cocok digunakan untuk mencengkram atau menghancurkan punggung
mangsanya. Taringnya digunakan untuk mengiris dan menyobek bagian tubuh
mangsanya yang lunak seperti bagian tenggorokan dan perut. Macan gigi pedang
membunuh mangsanya secara perlahan melalui kehilangan banyak darah korbannya,
daripada secara cepat melalui cekikan atau leher yang hancur oleh gigitan.
Diperkirakan
taring macan gigi pedang mampu membunuh Giant ground sloth (slot tanah
raksasa). Sloth tanah terbesar adalah sloth Megatherium yang memiliki panjang
tubuh hingga 6 meter dan bobot 4,5 ton. Tidak seperti sloth modern yang
sepanjang hari hidup bergelantungan di pohon, sloth tanah raksasa hidup
berkeliaran di atas permukaan tanah. Makanannya tergolong lunak, yaitu tumbuhan
dan serangga. Lidahnya yang panjang digunakan untuk memegang dan menarik
ujung-ujung daun.
Dari
ukuran tulang panggulnya, para ilmuwan meyakini dia dapat berdiri sesekali
untuk menarik pucuk-pucuk daun yang tinggi. Giginya kecil dan tumpul digunakan
untuk mengunyah dedaunan.
Macan
gigi pedang adalah monster yang mengerikan. Namun predikat monster berukuran
tubuh paling besar dan menakutkan yang pernah berburu di daratan pada masa
pleistocen layak disandang oleh Short face bear (beruang wajah pendek). Saat
berdiri, tingginya bisa mencapai 3,4 meter dan 1,5 meter saat berjalan.
Menurut
para ilmuwan, gigi beruang wajah pendek dapat melakukan tusukan yang dalam dan mengakibatkan
luka yang besar. Moncongnya yang pendek dan kuat, dibangun oleh rahang yang
dapat menghancurkan tulang mangsanya. Diperkirakan ia dapat berburu mammoth dan
giant ground sloth.
Menurut
ilmuwan, kaki belakangnya yang lebih panjang akan menyulitkan saat berlari
cepat untuk berburu kuda stepa dan antelop. Namun gerakannya yang tidak cepat
ternyata meningkatkan efisiensi penggunaan energi pada suhu jaman es yang
dingin. Binatang ini didesain untuk daya tahan daripada untuk kecepatan.
Beruang
wajah pendek dan Macan gigi pedang merupakan pemangsa puncak yang mematikan.
Namun mereka tidak mampu mengejar binatang herbivora, seperti kuda stepa,
antelop dan bison. Anatomi tubuh mereka hanya cocok untuk menyergap mangsa yang
besar dan lambat, seperti mammoth dan sloth tanah raksasa.
Saat
orang-orang clovis datang ke Amerika Utara, mereka mulai memburu mammoth dan
sloth tanah raksasa. Ukuran tubuhnya yang besar, gerakannya yang lambat dan
tidak dilengkapi dengan sistem pertahanan yang baik, menjadikan mammoth dan
giant ground slots rentan untuk diburu. Kelemahan ini dapat menjadi alasan kuat
bagi orang-orang clovis untuk menempatkan mammoth dan sloth tanah raksasa
sebagai buruan utama mereka.
Menurut
catatan fosil yang dipelajari para ilmuwan, seratus tahun kedatangan manusia ke
Amerika Utara, 30 jenis hewan musnah, termasuk Mammoth, sloth tanah raksasa,
kuda dan unta. Teori yang paling masuk akal dan paling diyakini oleh para
ilmuwan tentang penyebab kepunahan binatang-binatang ini adalah perburuan
secara intensif yang dilakukakan orang-orang Clovis.
Bila
dalam seratus tahun semenjak kedatangan manusia mammoth dan giant ground slots
punah, maka pemangsa merekapun seperti beruang wajah pendek dan macan gigi
pedang tidak dapat bertahan.
Predator Di surga Para Burung
Selandia
Baru adalah daratan terakhir yang ditemukan manusia. Sejak berpisah dari
daratan Australia dan Antartika 80 juta tahun yang lalu, Selandia Baru menjadi
pulau yang menyendiri dan terisolasi dari dunia lain. Pulau ini didominasi oleh
burung, dan tidak memiliki predator yang hidup merayap dipermukaan tanah.
Sehingga kegiatan makan dan bersarang di tanah menjadi aman. Menurut teori
evolusi, kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak ditemui burung
yang telah kehilangan kemampuan terbangnya.
Pada
abad 13 masehi, Suku Maori adalah manusia pertama yang menginjakan kakinya di
Selandia Baru. Mereka bermigrasi dari Polinesia, dipimpin oleh seorang pelopor
yang bernama Pupe. Ia menjuluki selandia Baru sebagai Aotearoa (tanah dari awan
putih yang panjang).
Pemangsa
puncak di pulau ini bukanlah penguasa daratan, tetapi penguasa udara. Haast
Eagle (elang Haast) adalah pemangsa udara yang paling mematikan sepanjang masa.
Diperkirakan bobot Elang Haast betina bisa mencapai 15 kilogram dan jantannya
10 kilogram. Dengan rentang sayap hingga 3 meter, menobatkannya sebagai elang
terbesar yang pernah hidup di bumi. Kakinya yang besar dan berotot, dilengkapi
dengan cakar yang panjangnya hingga 60 mm, sangat cocok untuk berburu binatang
raksasa seperti Giant Moa (Moa raksasa) bahkan manusia!
Bagi
suku Maori, pemangsa udara yang dijuluki Pouakai ini begitu menyeramkan.
Terdapat kisah teror dari Suku Maori yang menceritakan tentang perburuan
manusia yang dilakukan elang Haast. Korban buruannya akan dibawa ke sarangnya
sebagai santapan anak-anaknya. Menurut para ilmuwan, elang Haast mampu membunuh
manusia. Kisah pembunuhan manusia oleh elang Haast kemungkinan besar terjadi
karena mangsa utamanya, Moa raksasa telah semakin langka karena perburuan
manusia.
Moa
raksasa adalah sejenis burung raksasa, berleher panjang dan tidak bisa terbang.
Dari fosil yang berhasil dipelajari, tinggi moa raksasa dewasa bisa mencapai 3
meter dan berbobot hingga 250 kilogram. Ukuran kakinya sebesar kaki sapi. Pada
tubuh Moa raksasa tidak ditemukan sedikitpun sayap, hal ini berbeda dengan burung
yang tidak bisa terbang lainnya yang hidup di Selandia Baru.
Moa
raksasa tidak memiliki sistem pertahanan untuk melindungi diri dari pemangsanya,
elang Haast. Leher Moa raksasa yang panjang merupakan bagian tubuh yang paling
rentan terhadap sergapan cakar elang Haast. Dari fosil yang berhasil
dipelajari, terlihat kerusakan yang parah pada struktur tulang belakang Moa
raksasa. Diperkirakan, ini disebabkan oleh cakar elang Haast. Cakar elang Haast
yang mengenai punggung Moa raksasa, dapat menembus dan merobek organ dalam
mangsanya. Sehingga Moa raksasa akan mati kehabisan darah.
Telur
Moa raksasa berukuran 100 kali lebih besar dari telur ayam. Diperlukan waktu 7
tahun bagi anak moa raksasa yang baru menets untuk mencapai ukuran dewasa. Oleh
sebab itu proses pertumbuhan dan regenerasi moa raksasa tergolong lambat.
Tanah
Selandia Baru tidak sesubur tanah di tempat kelahiran suku Maori, Polinesia.
Tanaman yang khusus di bawa suku Maori untuk dibudidayakan di surga burung ini
gagal tumbuh dengan baik. Suku Maori terancam krisis pangan. Pada kondisi sulit
ini, suku Maori terpaksa memenuhi kebutuhan hidupnya melalui berburu Moa
raksasa. Dagingnya yang berlimpah, gerakannya yang lambat dan tidak memiliki
sistem pertahanan dari serangan pemangsa, menjadikannya sebagai buruan yang
paling potensial bagi memenuhi kebutuhan pangan suku Maori.
Dari
sekian banyak fosil Moa raksasa yang ditemukan, terbukti bahwa manusia pernah
memburu dan memasaknya. Di lingkungan suku Maori terdapat cerita bahwa dahulu
kala nenek moyang mereka pernah berburu burung yang sangat besar untuk dimakan.
Perburuan
Moa raksasa secara besar-besaran tidak bisa diimbangi dengan kemampuan
regenerasinya yang lambat. Dalam kurun waktu kurang dari 100 tahun semenjak
suku Maori menginjakan kakinya di Selandia Baru, Moa raksasa punah. Hal ini
berakibat langsung pada elang Haast yang tidak memperoleh sumber makanan
utamanya.
Manusia Predator Sejati
Cakar
dan taring-taring “monster”raksasa yang mematikan, tidak menggoyahkan kedudukan
manusia sebagai predator sejati sepanjang masa. Predator yang telah lolos uji
saat menghadapi Megalania, pemangsa puncak di Australia
65 ribu tahun yang lalu. Dapat “mematahkan” dominasi taring-taring mammoth, cakar
beruang wajah pendek dan gigi saber-toothed cats di Amerika Utara. Bahkan
reputasi Elang Haast, pemangsa udara yang ditakuti oleh manusia, dapat ditaklukan.
Sebagian
orang bijak berpendapat,”kekuatan yang besar memiliki tanggung jawab yang
besar.”Tentu, manusialah yang paling tepat disebut mahluk penyandang kekuatan
terbesar diantara mahluk lainnya. Ini artinya kita tidak harus melulu
mengeksploitasi alam karena kedigdayaannya. Tetapi alam dapat dijadikan sarana
untuk menunjukan betapa bertanggung jawabnya kita, dengan melestarikan
kehidupan di dalamnya.
(y)
BalasHapus