Guru di MI At-Taufiq, Kota Bandung
Artikel ini pernah dimuat di rubrik Suluh
Koran Tribun Jabar, Selasa 4 Mei 2010
Tanggal 4 Mei
ini, para siswa sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah (SD/MI) yang kini duduk
di kelas 6 akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).
Biasanya jauh hari sebelumnya pihak sekolah telah melakukan berbaagai persiapan
untuk menghadapinya. Mulai dari memberikan les tambahan hingga mengikutsertakan
mereka dalam kegiatan try out (TO).
Les tambahan
bermanfaat untuk memberikan penguatan-penguatan materi pelajaran yang
di-UASBN-kan. Pola pembelajarannya lebih fokus pada latihan dan pembahasan soal
yang pernah keluar di UASBN sehingga para siswa akan memperoleh porsi yang
lebih banyak. Hal ini sangat berguna dalam mengasah kemampuan mereka dalam memecahkan
berbagai soal yang diberikan.
Di sekolah
tempat penulis mengajar, para siswa telah diberi kesempatan untuk mengikuti TO
sebanyak lima kali. Hal ini
dilakukan karena kami menyadari betapa besar manfaat kegiatan ini bagi para
siswa, orang tua, dan guru. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
Pertama, untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang
di-UASBN_kan. Untuk melakukannya, para guru membutuhkan sebuah alat ukur yang
andal dan terpercaya. Ujian TO merupakan salah satu alat ukur strategis yang
selalu dipilih. Pilihan ini dapat dimaklumi karena setiap sekolah memiliki
keterbatasan dalam menyediakan dan menyusun soal-soal dengan tingkat validitas
dan reabilitas soal yang akurat. Selain itu, dibutuhkan waktu, energi, dan dana
yang tidak sedikit untuk membuat soal-soal yang berkualitas.
Kedua, memberikan
gambaran kepada para siswa tentang karakteristik soal-soal yang biasa
di-UASBN-kan. Setiap soal TO telah didesain sedemikian rupa supaya memiliki
karakteristik soal relatif sama dengan soal UASBN. Baik dalam hal tingkat
kesukaran maupun bentuk soalnya. Dengan mengikuti TO diharapkan para siswa
tidak kaget dan cepat menyesuaikan diri saat berhadapan dengan soal-soal UASBN.
Ketiga,
memberikan prediksi awal tentang hasil UASBN-nya. Seperti lazimnya setiap
prediksi, hasilnya tidak harus selalu sama dengan kenyataannya. Bahkan
seringkali mendekati pun tidak. Hall ini terjadi karena terlalu banyak factor
eksternal yang dapat mempengaruhi hasil TO siswa. Tetapi tidak ada salahnya
bila para orang tua mengetahui dan memahami hasil TO putra-putrinya. Bahkan harus!
Karena bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi dan antisipasi sejak dini perihal
pola belajar, pola aktivitas, dan sebagainya yang lebih menunjang prestasi
anak-anaknya. Selain itu, para orang tua siswa dapat berkonsultasi dengan guru
di sekolah untuk menemukan solusi strategis dalam menyikapi hasil TO siswa.
Keempat,
meningkatkan rasa percaya diri siswa. Dengan mengikuti TO, para siswa dapat
mengukur sendiri sejauh mana tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan
soal-soal. Semakin baik hasil TO mereka, semakin besar pula kepercayaan diri
untuk menghadapi UASBN.
Namun adakalanya
permasalahan muncul saat mereka menerima hasil TO-nya. Sebagian dari mereka ada
yang sedih karena hasil TO-nya selalu pada kisaran angka yang jauh dari harapan
atau di bawah standar. Walaupun sudah berkali-kali mengikuti TO, hasilnya masih
belum memuaskan. Siswa seperti ini rentan dihinggapi rasa cemas yang
berlebihan. Bila kondisi ini terus dibiarkan, dikhawatirkan akan menimbulkan
stres.
Tentu kita tidak
mengharapkan hal seperti ini terjadi. Karena efeknya akan menjadi cukup
kompleks. Mulai dari penurunan rasa percaya diri, sulit berkonsentrasi, hingga
penurunan kemampuaan siswa dalam belajar dan menjawab soal.
Untuk membantu
para siswa yang hasil TO-nya masih di bawah standar, para guru dapat menanamkan
pemahaman motivasi. Sampaikan kepada mereka bahwa soal TO memiliki tingkat
kesukaran yang relatif lebih tinggi dibandingkan soal-soal UASBN. Hal ini
dilakukan supaya mereka terbiasa menghapi soal-soal yang sulitsebelum menghapi
soal-soal yang lebih mudah saat USBN. Beri mereka motivasi supaya tetap
semangat dalam menyongsong detikdetik UASBN-nya. Tetap gigih dalam berusaha dan
belajar. Nasihati mereka untuk terus berdoa supaya diberi kelancaran dan
kemudahan.
Sebagian siswa
lainnya merasa bingung setelah memperoleh hasil TO-nya. Karena nilai-nilainya
terkesan fluktuatif ekstrem, antara “zona champion” dan “zona degradasi”.
Adakala nilainya sangat memuaskan, tetapi mengecewakan di TO berikutnya. Ini
merupakan “bola liar” kedua yang dapat melemahkan semangat siswa.
Bila hal ini
tidak disikapi dengan baik, dikhawatirkan para siswa akan menganggap tidak
perlu lagi belajar. Karena sekeras apa pun usahnya, hasilnya akan tetap sama
alias tidak bisa diprediksi. Ada
perasaan tidak yakin bahwa usaha belajar mandirinya di rumah mampu memberikan
perubahan kea rah yang lebih baik.
Kebingungan
siswa seperti ini cukup wajar. Untuk menyikapinya, berikan pemahaman kepada
mereka bahwa faktor eksternal seperti kesehatan, kondisi keluarga, pergaulan,
dan lain-lain dapat memengaruhi hasil TO-nya. Oleh sebab itu, libatkan pula para orang tua siswa
dalam menciptakan atmosfer lingkungan keluarga yang menunjang prestasi mereka.
Sebagian siswa lainnya bersikap percaya diri secara berlebihan karena hasil
TO-nya selalu memuaskan. Ini adalah “bola liar” ketiga yang patut kita
waspadai. Ada kecenderungan, siswa
akan meremekan USBN-nya sehingga mereka tidak merasa perlu lagi belajar. Karena
hasil TO-nya menunjukkan bahwa mereka telah siap menghadapi UASBN. Hal seperti
ini tentu jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. Karena bisa menjadi “blunder”
bagi siswa itu sendiri.
Berikan
pengertian kepada mereka bahwa soal UASBN tidak sulit dikerjakan. Tapi akan
menyulitkan mereka bila tidak rajin
belajar dan latihan. Karena soal UASBN mengandung jebakan-jebakan yang hanya
bisa dihadapi dengan ketekunan dalam belajar. Berikan pengertian kepada para
orang tua untuk tidak lengah dalam mengawasi belajar putr-putrinya di Rumah.
Terakhir, semoga semua usaha yang telah dilakukan guru,
orang tua, dan siswa kita dapat memberikan hasil yang maksimal saat UASBN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana komentar anda tentang artikel ini