Tutor Paket C
setara SMA UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
Cisurupan Garut
Artikel ini pernah dimuat di rubrik Forum Guru
Koran Pikiran Rakyat, Kamis, 22 Maret 2012
Tidak ada
seorang pun di muka bumi ini yang tak membutuhkan makanan. Karl Marx
mengatakan, peperangan yang terjadi di muka bumi, penyebab intinya adalah
karena memperebutkan isi perut alias makanan. Semua orang pergi pagi pulang malam
karena ingin memenuhi kebutuhan makanan. Dalam ajaran Islam bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup merupakan perbuatan yang sangat terpuji. Allah dan
Rasul-Nya sangat menghargai orang-orang yang bekerja keras mencari rezeki yang
halal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada umumnya,
tak ada yang berani bermain-main dengan gizi makanan. Semua orang sangat
memperhatikan asupan gizi makanan. Pagu makanan yang sudah melekat di
masyarakat kita, empat sehat lima
sempurna harus benar-benar terpenuhi demikesehatan tubuh.
Program Makanan
Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS), khususnya bagi anak-anak sekolah dasar merpakan
upaya pemerintah dalam memenuhi asupan gizi makanan yang dikonsumsi murid.
Namun, disadari ataupun tidak, kita baru sebatas memperhatikan asupan gizi
makanan yang masuk ke dalam perut, kita jarang memperhatikan asupan “makanan”
yang masuk ke dalam otak. Padahal, makanan yang masuk ke dalam otak akan lebih
lama mengendapnya daripada yang masuk ke dalam perut.
Makanan yang
masuk ke dalam otak aruslah yang bergizi baik. Namun, tentu saja makanan yang
mask ke otak sangat berbeda. Makanan yang masuk ke dalam otak bisa berupa
musik, bacaan, dan tontonan. Bacaan, musik, dan tontonan yang “bergizi” baik
akan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan mental seseorang. Demikian pula
sebaliknya.
Serangan dunia
informasi dan entertainment saat ini
sudah melenakan kebanyakan orang. Merekasudah tidak lagi memperhatikan
informasi, tontonan, dan hiburan yang dikonsumsinya. Mendengarkan pelecehan
terhadap seseorang, mendengarkan berita atau guncingan terhadap orang lain,
bahkan menonton dan membicarakan hal-hal yang porno, kini bukan sesuatu yang
dianggap pamali alias tabu lagi. Kehadiran siaran televisi selama 24 jam dengan
berbagai program acara dari seantero dunia, benar-benar semakin membuat orang
melupakan gizi makanan yang masuk ke dalam otaknya. Kebanyakan orang hampir-hampir
tak bisa “berpuasa” dari siaran televisi meskipun hanya sehari. Padahal,
menonton televisi dengan acara yang negative sangat berbahaya bagi kesehatan
mental.
Steven R. Covey
(1997:306) dalam bukunya yang sangat terkenal The 7 Habits of Highly Effective People menyebutkan, menonton
hal-hal negative seperti cabul, kasar, atau pornodapat membiakkan kegelapan
batin yang membuat mandul kepekaan dan menggantikan suara hati yang natural dan
Ilahi.
Jeff Davidson
(2007) dalam bukunya Manajemen Waktu
menyebutkan, pada zaman modern in salah satu kegiatan yang paling banyak
menyibukkan orang adalah menonton
televisi. Parahnya, acara yang paling banyak ditonton adalah tentang keburukan
orang lain.
Diz moi est-ce tu manges, et jet e dirai
est-ceque tu es, demikian hata pepatah Prancis. Katakanlahkepada saya apa
yang anda makan, saya akan mengatakan kepada Anda siapa Anda? Dalam hal ini
mungkin kita bisa mengatakan, katakana kepada saya apa yang Anda tonton, apa
yang Anda baca, apa yang biasa Anda dengarkan, saya akan mengatakan kepada Anda
siapa anda, dan bagaimana perilaku Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana komentar anda tentang artikel ini