Guru di MI At-Taufiq, Kota Bandung
Artikel ini pernah dimuat di Rubrik Forum Guru
Koran Pikiran Rakyat, Selasa 27 Januari 2009
“Science for
all” merupakan sebutan bagi ilmu pengetahuan alam yang bersifat praktis,
aplikatif, dan dapat dipelajari oleh semua tingkatan umur. Bersifat praktis,
memplejari science for all tidak
memerlukan teori-teori atau perhitungan yang rumit. Sifat yang paling menonjol
dari science for all adalah aplikatif sederhana. Untuk mempelajari science for all tidak diperlukan
peralatan laboratorium yang canggih atau mahal. Karena objek yang dipelajari
selalu berhubungan dengan fenomena alam yang berada di sekitar siswa.
Science for all
bukanlah suatu cabang ilmu pengetahuan, tetapi upaya untuk lebih mendekatkan
kehidupan kepadailmu pengetahuan alam. Sebagai pihak yang paling tepat untuk
melakukannya adalah sekolah. Di sekolah, siswa mempelajari berbagai disiplin
ilmu, termasuk ilmu pengetahuan alam. Amun kecenderungan yang sering terjadi,
ilmu pengetahuan alam yang dipelajari hanya sebatas pada hafalan teori dan
perhitungan angka-angka yang sulit dimaknai siswa. Dengan demikian, esensi dari
mata pelajaran yangdipelajari siswa tidak pernah menyentuh, bahkan tidak bias
dijadikan solusi bagi kehidupan mereka.
Science for all dapat berperan sebagai
suplemen bagi pelajaran ilmu pengetahuan Alam. Layaknya suplemen, science for all bukanlah menu utama
dalam pembelajaran, tetap bias digunakan untuk memperkuat aspek kognitif yang
telah dimiliki siswa dan memunculkan indicator-indikator aspek afektif dan
psikomotor yang diharapkan muncul pada siswa. Bagi guru, kedua aspek terakhir
ini lebih sulit untuk dicapai dan dievaluasi dibandingkan dengan aspek
kognitif. Dengan demikian, science for
all bias menjadi alternative solusi dalam menjawab tantangan kurikulum.
Seperti
diketahui, contoh-contoh kasus yagn disajikan pada buku ilmu pengetahuan alam
masih minim dalam membahas permasalahan yang terdapat di lingkungan sekitar
siswa. Contoh kasus hanya seputar peragaan alat-alat praktikum yang kemungkinan
tidak semua sekolah memilikinya. Walaupun tersedia di sekolah, terkadang siswa
hanya bias mengamatinya. Siswa tidak dilibatkan langsung dalam percobaan dengan
alas an ketersediaan alat peraga yang sangat terbatas atau mahal. Tentu hal ini
menjadi keprihatinan kita bersama.
Sudah waktunya
guru mencari langkah-langkah alternative yang bersifat praktis, tetapi efisien
untuk lebih mempopulerkan ilmu pengetahuan alam dalam konteks lingkungan
sekitar siswa.
Science for all dapat menjadi jalan
pintas yang murah dan mudah dalam memberikan solusi. Semua bahan yang
diperlukan untuk membuat produk science
for all merupakan hasil rekayasa dari bahan-bahan rumahan yang mudah
diperoleh. Dari produk tersebut, siswa dapat mendemonstrasikan sebuah fenomena
alam dari hasil kreasi mereka sendiri. Tentu hal ini sangat membeantu guru
dalam mencari indicator-indikator aspek psikomotor yang diharapkan mucul pada
diri siswa.
Untuk
mempelajari science for all, siswa
tidak perlu pergi ke laboratorium atau museum. Karen, fenomenan yang mereka
amati tidak pernah lepas dari lingkungan sekitarnya. Siswa diarahkan pada
pengertian bahwa lingkungan sekitar mereka—merupakan sebuah laboratorium
raksasa, suatu tempat berlangsungnya elemen-elemen alam semesta yang setiap
hari dansetiap saat selalu dapat diamati dan dijadikan sumber pembelajaran bagi
mereka.
Secara tidak
sadar, siswatelah mengisi hari-hari mereka dengan pembelajaran melalui science for all. Karena mereka telah
mengamati, mempelajari, dan menyimpulakn semua fenomena yang berada di
sekitarnya sebagai bagian dari hidup mereka.
Science for all tidak akan mengubah
kurikulum yang telah ada, tetapi sebaliknya dapat digunakan sebagai batu
pijakan untuk mencapai tujuan dari kurikulum itu. Begitu pun, guru dituntut
lebih peka dan kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul di
sekitar siswa. Karena gurulah yang menjadi motor penggerak di sekolah dalam
mengarahkansiswanya untuk lebih cerdas dalam menangkap fenomena-fenomena alam
di sekitar mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana komentar anda tentang artikel ini