Guru Bahasa Indonesia, SMAN 1 Cisarua, Kab. Bandung Barat
Artikel ini pernah dimuat di rubrik Forum Guru
Koran Pikiran Rakyat, Senin 19 Maret 2012
Isu yang sangat
hangat dibicarakan oleh masyarakat Indonesia
saat ini tidak lain adalah mengenai kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak)
yang rencananya akan diberlakukan pada 1 April 2012 mendatang. Isu tersebut
tentu meresahkan hamper seluruh masyarakat Indonesia,
terutama dari kalangan keluarga golongan ekonomi menengah dan bawah.
Bagaimana tidak,
rencana kenaikan harga premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter tentu
akan berdampak pada berbagai segi kehidupan. Masalah yang paling utama adalah
kenaikan biaya transportasi umum. Imbas dari kenaikan biaya transportasi umum
akan menyebar luas pada berbagai persoalan di antaranya adalah naiknya
harga-harga kebutuhan pokok.
Jika kenaikan
harga BBM itu jadi dilaksanakan, dengan mempertimbangkan beberapa alasan, tentu
setiap orangtua akan mahfum apabila anaknya yang masih duduk di bangku sekolah
dan mempunyai kebiasaan setiap ke sekolah membawa uang saku, meminta dinaikkan
uang sakunya. Pada umumnya orangtua memberikan uang saku adalah untuk keperluan
transportasi, baik menggunakan kendaraan sendiri maupun kendaraan umum, dan
untuk membeli keperluan tugas-tugas sekolah, atau untuk sumbangan sosial.
Menyikapi isu
rencana kenaikan harga BBM, pelajar yang memiliki kepedulian sosial dan rasa
tanggung jawab, seyogianya dapat selalu mengatur pengeluaran secara cermat.
Dengan tidak meminta tambahan uang saku, setidaknya beban orangtua tidak
bertambah. Uang saku yang diberikan oleh orangtua, baik secara harian,
mingguan, maupun langsung untuk satu bulan harus dikelola dengan baik.
Dalam hal ini
seorang pelajar harus bisa membuat skala prioritas, menggunakan uang untuk hal
yang benar-benar penting dan harus bisa membedakan antara kebutuhan dan
keinginan. Ada banyak hal yang bisa
dilakukan sekaitan denganupaya itu. Pertama, untuk menghemat uang transportasi,
batasi penggunaan kendaraan bermotor, baik pribadi maupun umum, utamakan untuk
pergi ke sekolah, ke tempat les atau bimbingan belajar.
Apabila tempat
yang dituju tidak telalu jauh, baik juga apabila membiasakan berjalan kaki atau
bersepeda. Kedua, untuk menghemat uang jajan, biasakan sarapan sebelum
berangkat ke sekolah, biasakan juga membawa bekal makanan dari rumah, atau
berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Ketiga, untuk menghemat uang tambahan,
efektifkan penggunaan alat komunikasi misalnya menggunakan handphone untuk membicarakan hal-hal yang penting saja sehingga
bisa mengurangi pembelian pulsa. Efisienkan penggunaan teknologi misalnya pergi
ke warnet tidak hanya berjejaring sosial, tetapi untuk keperluan mengerjakan
tugas-tugas sekolah. Selain itu, hilangkan kebiasaan tidak terpuji seperti
merokok dan Play Station.
Banyak manfaat yang dapat dirasakanapabila seorang
pelajar memilih sikap cermat terhadap penggunaan uang saku. Ia akan memiliki
rasa tanggung jawab, disiplin, hemat, dan dapat mengontrol diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana komentar anda tentang artikel ini