Selasa, 17 April 2012

Makanan dan Perilaku Kita

Oleh : Ade Sudaryat
Tutor Paket C setara SMA UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
Cisurupan Garut
Artikel ini pernah dimuat di rubrik Forum Guru
Koran Pikiran Rakyat, Kamis, 22 Maret 2012
 

Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang tak membutuhkan makanan. Karl Marx mengatakan, peperangan yang terjadi di muka bumi, penyebab intinya adalah karena memperebutkan isi perut alias makanan. Semua orang pergi pagi pulang malam karena ingin memenuhi kebutuhan makanan. Dalam ajaran Islam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan perbuatan yang sangat terpuji. Allah dan Rasul-Nya sangat menghargai orang-orang yang bekerja keras mencari rezeki yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada umumnya, tak ada yang berani bermain-main dengan gizi makanan. Semua orang sangat memperhatikan asupan gizi makanan. Pagu makanan yang sudah melekat di masyarakat kita, empat sehat lima sempurna harus benar-benar terpenuhi demikesehatan tubuh.
Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS), khususnya bagi anak-anak sekolah dasar merpakan upaya pemerintah dalam memenuhi asupan gizi makanan yang dikonsumsi murid. Namun, disadari ataupun tidak, kita baru sebatas memperhatikan asupan gizi makanan yang masuk ke dalam perut, kita jarang memperhatikan asupan “makanan” yang masuk ke dalam otak. Padahal, makanan yang masuk ke dalam otak akan lebih lama mengendapnya daripada yang masuk ke dalam perut.
Makanan yang masuk ke dalam otak aruslah yang bergizi baik. Namun, tentu saja makanan yang mask ke otak sangat berbeda. Makanan yang masuk ke dalam otak bisa berupa musik, bacaan, dan tontonan. Bacaan, musik, dan tontonan yang “bergizi” baik akan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan mental seseorang. Demikian pula sebaliknya.
Serangan dunia informasi dan entertainment saat ini sudah melenakan kebanyakan orang. Merekasudah tidak lagi memperhatikan informasi, tontonan, dan hiburan yang dikonsumsinya. Mendengarkan pelecehan terhadap seseorang, mendengarkan berita atau guncingan terhadap orang lain, bahkan menonton dan membicarakan hal-hal yang porno, kini bukan sesuatu yang dianggap pamali alias tabu lagi. Kehadiran siaran televisi selama 24 jam dengan berbagai program acara dari seantero dunia, benar-benar semakin membuat orang melupakan gizi makanan yang masuk ke dalam otaknya. Kebanyakan orang hampir-hampir tak bisa “berpuasa” dari siaran televisi meskipun hanya sehari. Padahal, menonton televisi dengan acara yang negative sangat berbahaya bagi kesehatan mental.
Steven R. Covey (1997:306) dalam bukunya yang sangat terkenal The 7 Habits of Highly Effective People menyebutkan, menonton hal-hal negative seperti cabul, kasar, atau pornodapat membiakkan kegelapan batin yang membuat mandul kepekaan dan menggantikan suara hati yang natural dan Ilahi.
Jeff Davidson (2007) dalam bukunya Manajemen Waktu menyebutkan, pada zaman modern in salah satu kegiatan yang paling banyak menyibukkan orang adalah  menonton televisi. Parahnya, acara yang paling banyak ditonton adalah tentang keburukan orang lain.
Diz moi est-ce tu manges, et jet e dirai est-ceque tu es, demikian hata pepatah Prancis. Katakanlahkepada saya apa yang anda makan, saya akan mengatakan kepada Anda siapa Anda? Dalam hal ini mungkin kita bisa mengatakan, katakana kepada saya apa yang Anda tonton, apa yang Anda baca, apa yang biasa Anda dengarkan, saya akan mengatakan kepada Anda siapa anda, dan bagaimana perilaku Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda tentang artikel ini