Sabtu, 07 April 2012

Memotivasi Siswa Sejak Awal Masuk Sekolah

Oleh : Septiardi Prasetyo
          Guru di MI At-Taufiq, Kota bandung
          Artikel ini pernah dimuat di rubrik Forum Guru, Koran Pikiran Rakyat
          Jumat 16 Januari 2009

Ketika liburan sekolah berakhir, siswa akan menanggapinya secara beragam. Ada yang gelisah karena harus berpisah dengan nenek tercinta di kampung halaman. Sebagian lagi merasa kecewa dengan berakhirnyakesempatanuntuk bias bermain sepanjang waktu. Tidak sedikit pula siswa yang merasa tertekan akan baying-bayang setumpuk aktivitas dan pekerjaan yang akan mereka lalui. Bila guru harus menghadapi potret-potret suram seperti ini saat hari pertama masuk kelas, pembelajaran untuk memberikan pencerahan bagi para siswa akan sulit dilakukan.
Beragamnya sikap siswa sangat berkaitan erat dengan pola jenis, dan waktu aktivitas yang mereka lakukan saat liburan sekolah. Kecenderungan yang sering terjadi, siswa tidak memiliki pola aktivitas yang baku dalam mengisi liburan sekolah. Sehingga, siswa dengan leluasa bangun siang, tidak mandi pagi apalagi gosok gigi, tidak belajar di Rumah dan beragam aktivitas tidak teratur lainnya.
Begitu pun aktivitas siswa hanya terpaku ada satu jenis saja, bermain! Yang lebih parah lagi, aktivitas monoton ini dilakukan sepanjang waktu. Hal ini menjadi keprihatinan dan harus menjadi perhatian kita bersama. Kita sepakat bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Dunia penuh dengan aktivitas keceriaan, kegembiraan dan perasaan menyenangkan lainnya. Namun, perasaan-perasaan seperti itu tidak hanya diperoleh saat siswa bermain saja tetapi bias juga diperoleh saat siswa bermain saja tetapi bias juga diperoleh saat mereka belajar.
Permasalahannya bila dunia anak yang penuh kebahagiaan itu diperoleh saat bermain. Tentu sangat disayangkan bila pemahaman ini yang dipakai untuk mengisi liburan sekolah. Akibatnya siswa akan merasa bersedih setiap berpisah dengan liburannya. Mereka merasa terbebani dengan baying-bayang pola aktivitas sekolah yang akan banyak menyitas waktu bermain mereka. Sehingga, hari pertama masuk sekolah bisa menjadi momentum paling kritis bagi siswa.
Oleh karena itu, ketika masuk sekolah, guru harus bias meyakinkan siswanya bahwa pembelajaran pada semester ini akan lebih menarik, lebih menyenangkan dan penuh dengan tantangan dibandingkan semester sebelumnya. Tunjukkan pada mereka bahwa belajar di sekolah tidak kalah menyenangkan dengan liburan sekolah. Ciptakan atmosfer penuh keceriaan dan kebahagiaan saat di dalam kelas. Lakukanlah dengan daya kreativitas dan imajinasi masing-masing guru untuk melakukannya. Sejenak, buatlah para siswa melupakan manisnya musim liburan untu menyongsong musim sekolah penuh keceriaan.
Studying is fun harus menjadi tema dalam pembelajaran di hari pertama. Pancinglah antusiasme siswa untuk belajar lebih semngan. Guru dapat memulainya dengan cara mendeskripsikan secara garis besar topic-topik pembelajaran dan serangkaian aktivitas yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Intinya, yakinlah para siswa bahwa belajar di sekolah jauh dari sifar membosankan, menyulitkan, melelahkan dan kata-kata negative lainnya. Tunjukkanlah pada para siswa bahwa belajar di sekolah sama dengan aktivitas yang menyenangkan, menggembirakan, penuh dengan tantangan dan perasaan positif lainnya yang dapat mengangkat semangat mereka dalam belajar.
Guru dapat menggunakan hari pertamanya untuk memotivasi siswa dalam memacu prestasi belajar. Berilah pengertian pada mereka bahwa pada hari ini, mereka semua telah mengantongi nilai sepuluh di buku rapor masing-masing. Yang harus mereka lakukan adalah mempertahankannya dari awal masuk sekolah hingga pengujung semester. Yakinkan mereka bahwa mereka memang mampu dan layak untuk mendapatkannya.
Motivasi yangdiberikan pada awal masa sekolah bias menjadi hal yang sangan menentukan bagi siswa. Karena pada setiap pergantian semester, siswa akan berhadapan dengan tantangan dan pengalaman baru. Siswa yang termotivasi akan mampu menjawab tantangan sebagai kesempatan untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda tentang artikel ini