Kamis, 12 April 2012

Menyelamatkan Air Tanah

Oleh : Zulvi Haetami
          Guru IPA Terpadu SMPN 2 Banjarwangi Garut
          Artikel ini pernah dimuat di rubrik Forum Guru
          Koran Pikiran Rakyat, Rabu 21 Maret 2012

Setiap tanggal 22 Maret diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Hari Air Dunia pertama kali diperingati pada 22 Maret 1993. Tiap tahun, peringatan Hari Air Dunia mengusung tema yang berbeda. Namun tiap tema Hari Air Dunia pada dasarnya adalah menyoroti dan menekankan pentingnya air bagi kehidupan manusia di bumi.
Penting untuk diketahui bersama bahwa sebagian besar manusia menguunakan air bersih yang bersumber dari air tanah. Air tanah merupakan sumber air bersih (selama tidak tercemar) yang terdapat pada pori-pori dan celah-celah batuan. Air ini meresap ke dalam tanah hingga beberapa puluh meter di bawah permukaan bumi.
Ironisnya, mutu dan jumlah air tanah cenderung menurun. Perlu diketahui bahwa kondisi air tanah bisa kritis dan tercemar. Hal tersebut sebenarnya sudah terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia. Apabila tidak ada tindakan untuk menyelamatkan air tanah maka tidak mustahil cadangan air tanah yang bersih akan habis.
Ditambah lagi jumlah pepohonan yang minim telah memperparah peresapan air hujan sehingga menurunkan jumlah cadangan air tanah. Pepohonan berfungsi sebagai pelambat sekaligus penyerap aliran air hujan. Jumlah pepohonan yang sedikit mengakibatkan air hujan melimpas dan sangat sedikit yang terserap ke dalam tanah, sehingga ketersediaan air tanah menjadi sangat sedikit.
Sementara itu, semain banyaknya pemakaian pompa sumur bor dan penyedotan air bawah tanah yang berlebihan untuk industri merupakan perilaku eksploitasi yangbisa menimbulkan tanah ambles dan penurunan permukaan tanah karena ketidakseimbangan antara pengambilan air tanah dan penambahannya secara alamiah.
Fenomena berkurangnya air tanah ini harus segera diatasi dengan tindakan dan kebijakan yang mengarah pada usaha penyelamatan air tanah. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah memelihara air tanah dengan cara meresapkan air hujan ke dalam tanah sebanyak-banyaknya. Kita bisa membuat lubang-lubang pada tanah untuk mempercepat peresapan air hujan, dan mendesain arsitektur rumah yang berkontribusi meresakan air hujan.
Sebenarnya upaya menyelamatkan air tanah tidaka selalu dijawab dengan teknologi, tapi juga dengan pola piker masyarakat Indonesia tentang pentingnya melestarikan air bersih. Kebijakan itu bisa diterjemahkan lewat penggunaan toilet hemat air ataupun kebiasaan sekali bilas. Hal itu dapat berdampak pada pengurangan jumlah air kotor yang dibuang, yang selama ini jumlahnya sangat besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda tentang artikel ini